
Apa yang membuat sebuah ponsel tiba-tiba jadi pusat perbincangan di akhir 2025—hanya karena angka megapiksel atau karena pengalaman foto yang benar-benar berbeda?
Kesan pertama sering menipu, tetapi di kasus ini ada perubahan nyata: sistem operasi berganti dari Funtouch OS ke OriginOS Global, kamera depan sekarang autofocus, dan ada Photography Kit resmi yang tersedia terpisah.
Perangkat ini hadir sebagai flagship fotografi dengan kombinasi kamera utama 200MP, chip Dimensity 9500, baterai 6510 mAh, dan layar LTPO AMOLED yang cerah.
Di sini saya akan bedah apa yang berubah — desain yang lebih flat dan premium, performa harian dan gaming, serta bagaimana pemrosesan foto kadang terasa agresif.
Target pembaca: pemburu kamera HP terbaik, kreator konten, dan mereka yang penasaran dengan pengalaman OriginOS Global di smartphone terbaru.
Intisari Utama
- Flagship fokus fotografi dengan kamera 200MP dan fitur kamera depan autofocus.
- Peralihan ke OriginOS Global membawa perubahan pengalaman pakai yang terasa signifikan.
- Performa Dimensity 9500 kompeten untuk pemakaian harian dan gaming ringan.
- Baterai besar 6510 mAh memberi daya tahan, namun efisiensi bisa bervariasi.
- Photography Kit tersedia sebagai aksesori resmi untuk pengguna kreatif.
Posisi vivo X300 Pro di X300 Series dan alasan hype-nya
Seri X300 tiba dengan ambisi jelas: menjadi titik tekan fotografi di segmen flagship. Perubahan ini terasa dari strategi rilis hingga fokus fitur kamera.
Jadwal rilis Indonesia yang lebih cepat
Bandingkan dulu: seri X200 Pro dirilis di China pada Oktober 2024 dan baru sampai Indonesia Januari 2025 — terlambat sekitar tiga bulan. Kali ini rilis China berlangsung 13 Oktober 2025, dan Indonesia mendapat unit lebih cepat pada 20 November 2025.
Tempo peluncuran yang dipercepat ini memperkuat buzz dan membuat pasar lokal tidak lagi menunggu lama.
Perbedaan singkat antara varian Pro dan non-Pro
Secara garis besar, kedua model tetap flagship dengan Dimensity 9500 dan pilihan memori besar. Namun x300 pro tampil sebagai varian paling “niat” untuk fotografi.
- Ukuran dan bobot: model non-Pro lebih compact dan ringan.
- Kemampuan zoom: vivo x300 pro menawarkan telefoto lebih kuat.
- Posisi produk: non-Pro lebih masuk akal untuk banyak pengguna, sedangkan Pro ditujukan bagi yang butuh fitur foto tingkat lanjut.
Jika kamera jadi alasan utama, telefoto akan jadi pembeda paling nyata. Tulisan ini fokus pada vivo x300 pro, namun konteks dibandingkan dengan vivo x300 reguler tetap disajikan agar pembaca yang mempertimbangkan pilihan tidak merasa ditinggal.
Paket penjualan vivo X300 Pro: apa saja yang didapat

Saat membuka kotak, Anda langsung dapat gambaran lengkap tentang apa yang disertakan. Penyusunan paket terasa rapi dan praktis untuk pemakaian harian.
Isi boks secara detail
Dalam paket standar terdapat unit dengan screen protector sudah terpasang. Ini membantu menjaga layar sejak hari pertama tanpa perlu beli lapisan tambahan.
Ada juga charger 90W yang mendukung pengisian cepat untuk baterai besar. Kabel USB-C, case berwarna senada bodi, SIM tray ejector, dan paket dokumen ikut melengkapi.
Catatan soal aksesori fotografi
Photography Kit tidak termasuk dalam boks. Jadi, jika Anda menghitung total biaya kepemilikan, tambahkan biaya aksesori ini bila ingin fitur kamera tambahan.
Paket boks sendiri sudah cukup lengkap untuk penggunaan sehari-hari. Namun pengguna yang mengejar pengalaman fotografi lebih dalam sebaiknya melihat detail aksesori di bagian khusus nanti.
| Item | Fungsi | Catatan |
|---|---|---|
| Unit | Perangkat utama | Screen protector terpasang |
| Charger 90W | Pengisian cepat | Mempercepat isi ulang baterai besar |
| Cable USB-C | Transfer data & pengisian | Standar modern |
| Case | Perlindungan | Warna senada, bukan hanya clear |
| Dokumen & SIM ejector | Panduan dan alat kecil | Lengkap untuk aktivasi awal |
Desain, warna, dan ketahanan: flat frame yang terasa “naik kelas”

Perubahan ke frame datar langsung memberi kesan solid saat digenggam. Kombinasi back cover kaca dan frame metal membuat bodi terasa premium, bukan sekadar tampilan.
Material, dimensi, bobot, dan varian warna
Ukuran resmi 161.98 x 75.48 x 7.99 mm dengan bobot klaim 226 gram. Berat ini wajar untuk perangkat dengan baterai besar dan sensor kamera canggih.
Warna tersedia: Cloud White, Phantom Black, dan Dune Brown. Dune Brown jadi hero color yang memberi nuansa elegan dan berbeda saat dipakai tanpa case.
Modul kamera dan detail minimal
Modul kamera tetap menonjol tapi tampil lebih minimal. Logo ZEISS T* pada modul membantu mengurangi flare, berguna untuk fotografi di kondisi cahaya rumit.
Sertifikasi dan batasan penggunaan
Perangkat membawa sertifikat IP68/IP69—tahan debu, rendam, dan semprotan bertekanan tinggi. Namun jangan jadikan ini alasan untuk sengaja berenang atau pakai di air laut.
Tata letak tombol, port, dan audio
- Panel kanan: volume dan power.
- Atas: IR blaster; kiri: Shortcut Button yang bisa dikustom.
- Bawah: dual SIM, mic, USB-C 3.2 Gen 1, dan speaker; stereo speaker lengkap dengan unit di frame atas.
| Spesifikasi | Detail | Catatan |
|---|---|---|
| Dimensi | 161.98 x 75.48 x 7.99 mm | Ergonomi tetap nyaman |
| Bobot | 226 gram | Wajar untuk kelas kamera + baterai besar |
| Bahan | Back glass + metal frame | Terasa premium tanpa case |
Layar LTPO AMOLED 6,78 inci: terang, responsif, dan ramah untuk kreator
Layar jadi salah satu komponen paling terlihat saat bekerja dengan foto dan video, dan panel ini terasa dibuat untuk itu.
Spesifikasi utama
Panel 6,78″ LTPO AMOLED menawarkan refresh adaptif 1–120Hz untuk pengalaman mulus sekaligus hemat daya. Resolusi native 2800×1260, tetapi pengaturan pabrik default turun ke 2354×1080 untuk efisiensi.
- Touch sampling 300Hz; instant touch sampling 2000Hz.
- Bezel tipis 1,1 mm di semua sisi memberi area tampilan luas untuk editing gambar.
- Mode warna: Natural, Bright, dan Professional.
Hasil pengujian kecerahan dan aplikasi sehari-hari
Klaim peak 4500 nits, pengujian nyata menunjukkan sekitar 625 nits di dalam ruangan dan ~2200 nits saat simulasi luar ruangan.
Angka ini berarti scrolling di kafe nyaman, peta tetap terbaca di siang terik, dan preview foto/video di luar tidak kehilangan detil karena silau.
Fitur unggulan
Mode Natural dan Professional mendekati 100% sRGB, cocok untuk kreator yang butuh konsistensi warna saat mengedit. Mode Bright mendekati 100% DCI‑P3 untuk tampilan lebih punchy.
Always-on Display bisa diaktifkan terus, berguna untuk cek jam dan notifikasi tanpa menyalakan penuh layar. Sensor 3D ultrasonic fingerprint bekerja cepat dan lebih toleran saat jari sedikit basah.
| Spesifikasi | Nilai | Catatan |
|---|---|---|
| Refresh rate | 1–120Hz | LTPO untuk efisiensi |
| Resolusi | 2800×1260 (native) | Default 2354×1080 untuk hemat |
| Kecerahan uji | Indoor ~625 nits / Outdoor ~2200 nits | Praktis untuk pemakaian luar ruangan |
Performa Dimensity 9500 dan pengalaman gaming sehari-hari
Performa di balik bodi ini bukan sekadar angka — ia menentukan seberapa lancar foto diproses dan gim berjalan.
Chipset, skor AnTuTu, dan stabilitas
SoC utama memakai MediaTek Dimensity 9500, yang muncul di pengujian dengan rentang AnTuTu sekitar 3,0–3,5 juta. Angka ini menandai kelas flagship tahun 2025.
Lebih penting dari skor adalah stabilitas. Stress test menunjukkan throttle minimal, jadi render video dan multitasking tetap konsisten tanpa drop performa drastis.
Peran vivo V3+ dan optimasi gaming
Sistem dual-chip memasangkan chip pendukung V3+ untuk tugas khusus. Chip ini membantu frame interpolation sehingga visual terasa lebih halus dan GPU tidak selalu bekerja maksimal.
Hasilnya nyata saat gaming: dalam pengujian Genshin selama 1 jam di pengaturan tinggi, baterai turun ~11%, suhu stabil ~37°C, dan rata-rata 61 FPS.
OriginOS Global: antarmuka dan arah update
OriginOS Global menggantikan Funtouch OS dengan tampilan yang lebih rapi dan modern. Perubahan ini memengaruhi cara fitur dan pengaturan performa muncul di menu.
Rencana update berpotensi menjangkau seri X dari X90 ke atas; model lebih lama kemungkinan harus menurunkan ekspektasi soal dukungan jangka panjang.
- SoC memberi performa kelas flagship untuk editing dan multitasking.
- V3+ meningkatkan kenyamanan gaming lewat interpolasi frame.
- Stabilitas performa jadi nilai jual saat pemakaian berat.
| Pengujian | Hasil | Catatan |
|---|---|---|
| AnTuTu | ~3,0–3,5 juta | Menandai kelas flagship |
| Genshin (1 jam) | ~61 FPS, -11% battery | Suhu ~37°C |
| Stability | Minim throttling | Bagus untuk sesi panjang |
Review Vivo X300 Pro di sektor kamera dan video: senjata utama flagship ini
Peta singkat konfigurasi: kamera utama memakai Sony LYT‑828 50MP untuk mayoritas skenario, ultrawide 50MP untuk lanskap dan ruangan sempit, serta telefoto ZEISS APO 200MP untuk zoom jauh dan telemacro.
Dua chip imaging—VS1 untuk pre‑processing dan V3+ untuk post‑processing—membuat shutter lebih responsif dan burst lebih lancar. Pengaruhnya terasa saat memotret cepat; pemrosesan tidak mengunci perangkat.
Kualitas foto kamera utama unggul pada detail dan dynamic range, terutama di cahaya cukup. Mode Natural atau RAW berguna bila pemrosesan terasa agresif.
Ultrawide memberikan ketajaman baik, namun kadang warna tampak sedikit pucat di kondisi tertentu. Telefoto 200MP periskop menunjukkan zoom bersih, telemacro dengan bokeh natural, dan minim aberasi berkat APO.
Mode 200MP berguna saat butuh crop besar pada subjek statis dengan cahaya memadai, tapi file lebih besar dan prosesnya lebih berat.
Selfie 50MP kini autofocus—berguna untuk wefie dan vlogging—sementara video mendukung 8K30 dan 4K120 Dolby Vision; transisi lensa di 4K60 mulus, walau optimasi zoom kadang menggeser framing.
| Fitur | Yang ditawarkan | Catatan |
|---|---|---|
| Telephoto Extender | 2.35x ZEISS kit | Rp2.999.000, cocok untuk travel/konser |
| Imaging Grip | Grip + kontrol | Rp1.599.000, baterai 2300 mAh |
| Flash adaptif | 24/50/85mm | Mendukung potret malam lebih natural |
Kesimpulan
Akhirnya, keputusan beli tergantung pada seberapa besar peran kamera dalam keseharian Anda.
vivo x300 pro menonjol lewat telefoto 200MP ZEISS APO, video 4K120 Dolby Vision, selfie autofocus, desain flat premium, dan performa Dimensity 9500 yang stabil. Ini membuat smartphone ini ideal untuk pengguna yang mengutamakan fotografi dan pembuatan konten.
Komprominya nyata: pemrosesan foto kadang agresif, bobot terasa berat, dan baterai 6510 mAh tidak selalu paling tahan jika dibandingkan pilihan lain seperti OPPO Find X9 Pro (Find Pro) yang punya kapasitas lebih besar.
Singkatnya, jika Anda pemburu kualitas foto dan fleksibilitas zoom, x300 pro layak dipertimbangkan — apalagi bila menambah Photography Kit untuk pengalaman mirip kamera.
➡️ Baca Juga: 8 Cara Cek Apple ID Orang Lain Di iPhone Lo Tanpa Password? Kok Bisa Sih Gak DiEncrypt?
➡️ Baca Juga: Review Xbox Wireless Controller 2024: Perbaikan Grip & Latency




