IOS

9 Fakta Neural Engine M4 38 TOPS Vs A17 Pro 35 TOPS? Bedanya Tipis Tapi Worth It Gak Sih?

Pernahkah kamu berdiri di depan pilihan teknologi terbaru, merasa bingung apakah upgrade yang ditawarkan benar-benar berarti? Di dunia yang serba cepat ini, Apple terus meluncurkan inovasi, dan dua nama yang kini ramai dibicarakan adalah kekuatan AI di balik perangkat andalannya.

Artikel ini hadir untuk mengupas perbandingan mendetail antara dua raksasa pemrosesan neural tersebut. Kita akan melihat lebih dari sekadar angka TOPS yang terpampang di spesifikasi.

Fokus kita adalah pada pengalaman nyata. Apakah selisih yang tampak kecil itu akan terasa saat kamu mengedit video, bermain game, atau sekadar menikmati efisiensi baterai yang lebih baik?

Dengan pembahasan yang santai dan mudah dicerna, kita akan menjawab pertanyaan besar: Worth it gak sih investasi di teknologi yang lebih baru ini? Mari kita selami faktanya bersama-sama.

Poin-Poin Penting

  • Artikel ini membahas perbandingan mendalam antara unit AI terbaru Apple.
  • Kita akan menguji dampak praktis dari selisih performa dalam TOPS.
  • Peluncuran chip terbaru pertama kali di iPad Pro memberikan konteks penggunaan yang unik.
  • Analisis berfokus pada pengalaman pengguna sehari-hari, bukan hanya angka benchmark.
  • Efisiensi daya dan proses manufaktur canggih menjadi pertimbangan penting.
  • Pertanyaan “worth it” akan dijawab secara objektif untuk membantu keputusan Anda.
  • Pembahasan relevan bagi calon pembeli iPad Pro dan pengguna iPhone 15 Pro.

Mengenal Kontestan: M4 dan A17 Pro

Dalam arena teknologi mobile, dua nama kini menjadi pusat perhatian: si raja smartphone dan pendatang baru dari dunia tablet.

Mari kita mulai dari sang veteran. Apple A17 Pro adalah otak dari iPhone 15 Pro yang dirilis September 2023. Chip ini mewakili puncak kemampuan pabrikan untuk perangkat genggam saat itu.

Keunggulan besarnya ada pada proses manufaktur 3 nanometer pertama Apple. Dikenal sebagai N3B dari TSMC, teknologi ini membawa efisiensi daya yang luar biasa.

Fitur canggih lainnya termasuk dukungan decoding video AV1 secara hardware. Ini membuat streaming lebih hemat baterai. Dukungan USB 3.2 juga memungkinkan transfer data yang sangat cepat.

Sementara itu, chip M4 hadir dengan kejutan. Alih-alih debut di Mac, prosesor terbaru Apple ini pertama kali muncul di iPad Pro pada 7 Mei 2024.

Langkah ini menunjukkan ambisi besar. Apple ingin membuat tablet yang setara dengan komputer sungguhan. M4 adalah kunci untuk mewujudkannya.

Dibangun dengan teknologi 3 nanometer generasi kedua, chip ini lebih padat. Ia menampung 28 miliar transistor, angka yang sangat mengesankan.

Di balik angka-angka itu, ada filosofi desain yang berbeda. A17 Pro dirancang untuk efisiensi mutlak di perangkat berukuran saku.

Setiap miliwatt daya sangat berharga. Sebaliknya, M4 memiliki ruang termal yang lebih longgar di bodi iPad.

Ini memungkinkannya menjaga performa tinggi lebih lama. Meski sama-sama irit, tujuannya sedikit berbeda.

Jumlah transistor yang berbeda menjadi indikator awal. Chip dengan 28 miliar transistor jelas memiliki skala dan kompleksitas yang lebih besar.

Konteks pasarnya juga unik. Di dunia smartphone, A17 Pro bersaing ketat dengan Snapdragon Elite dari Qualcomm.

Sedangkan M4 lebih ditujukan untuk menguasai segmen komputer tablet. Bahkan ia bisa menjadi cikal bakal untuk laptop ringan masa depan.

Yang menarik, jarak waktu keduanya sangat pendek. Hanya terpaut sekitar delapan bulan antara peluncuran A17 Pro dan M4.

Ini menunjukkan evolusi arsitektur Apple yang sangat cepat. Perubahan signifikan bisa terjadi dalam hitungan bulan.

Bayangkan kedua chip ini seperti dua atlet andalan. Satu ahli sprint di lintasan pendek, satunya lagi maraton dengan stamina prima.

Dengan fondasi ini, kita siap membongkar spesifikasi teknis mereka lebih detail. Mari lanjut ke bagian berikutnya.

Bongkar Spesifikasi: CPU, GPU, dan Proses Manufaktur

spesifikasi cpu gpu apple m4 a17 pro

Angka TOPS Neural Engine hanyalah puncak gunung es. Fondasinya dibangun oleh CPU, GPU, dan teknologi fabrikasi chip.

Mari kita bongkar tiga pilar ini untuk melihat apa yang sebenarnya membedakan kedua prosesor andalan Apple tersebut.

Konfigurasi CPU: Inti Performa vs Efisiensi

Arsitektur cpu adalah otak dari segala operasi. Chip untuk iPhone 15 Pro mengusung konfigurasi 6 cores.

Dua di antaranya adalah inti performa berkecepatan hingga 3.78 GHz. Mereka seperti sprinter yang siap meledak untuk tugas berat secara spontan.

Empat inti efisiensi lainnya berjalan pada 2.11 GHz. Tugasnya mengurus pekerjaan latar belakang dengan konsumsi daya super irit.

Sementara itu, chip untuk iPad Pro memiliki 10 cores. Empat inti performa dan enam inti efisiensi.

Konfigurasi ini mengisyaratkan kemampuan multi-tasking yang lebih tangguh. Dengan baterai yang lebih besar, efisiensi menjadi nilai jual utama.

Perbedaan jumlah inti ini langsung terasa saat membuka banyak aplikasi sekaligus atau mengekspor proyek besar.

Kekuatan Grafis: GPU dan Fitur Khusus

Unit gpu menentukan seberapa mulus game atau render video berjalan. Sistem pada iPhone memiliki GPU 6-core yang sangat mumpuni.

Ia dirancang untuk gaming mobile AAA dengan dukungan efek cahaya realistis. Fitur ini membuat pengalaman bermain game lebih imersif.

Dukungan decoding av1 secara hardware juga hadir di sini. Ini membuat streaming video 4K lebih hemat daya.

Di sisi lain, prosesor tablet terbaru dilengkapi GPU 10-core. Kekuatan ekstra ini ditujukan untuk beban kerja kreatif profesional.

Rendering model 3D atau mengedit video multi-track di Final Cut Pro akan lebih lancar. Jumlah core grafis yang lebih banyak sangat membantu.

Kedua prosesor ini menunjukkan fokus yang berbeda. Satu untuk hiburan mobile intensif, satunya untuk produktivitas kreatif.

Teknologi 3nm: N3B vs Generasi Kedua

Kedua chip dibangun dengan proses 3 nanometer. Namun, generasinya berbeda dan ini berpengaruh besar.

Prosesor smartphone menggunakan node N3B pertama dari TSMC. Ini adalah teknologi paling mutakhir saat diluncurkan.

Chip tablet memakai proses 3nm generasi kedua. Teknologi yang lebih matang biasanya menyempurnakan efisiensi dan kepadatan transistor.

Perbedaan ini berkaitan erat dengan kinerja per watt. Proses yang lebih baik memungkinkan kerja lebih banyak dengan daya yang sama.

Contoh nyatanya adalah manajemen panas. Bodiy iPad memberi ruang termal lebih longgar dibanding bodiy smartphone.

Hasilnya, prosesor di tablet dapat menjaga kecepatan clock tinggi lebih lama tanpa terlalu panas. Ini penting untuk tugas yang berlangsung lama.

Fondasi cpugpu, dan proses manufaktur inilah yang menentukan kemampuan sebenarnya. Mereka adalah dasar sebelum kita melihat angka TOPS.

Neural Engine M4 vs A17 Pro: 38 TOPS vs 35 TOPS

Jika bicara tentang kecerdasan buatan di perangkat Apple, satu metrik teknis selalu mencuat: operasi per detik dalam triliunan. Angka 38 versus 35 terlihat sederhana, tapi apa artinya bagi pengalaman kita?

Mari kita selami makna di balik angka-angka ini. Kita akan lihat apakah selisih kecil itu benar-benar mengubah cara kita bekerja dan bermain.

Apa Itu TOPS dan Mengapa Angka Ini Penting?

TOPS adalah singkatan dari Trillion Operations Per Second. Ini adalah satuan untuk mengukur kekuatan pemrosesan AI di dalam chip.

Bayangkan ini seperti kecepatan berpikir khusus untuk tugas-tugas cerdas. Misalnya, mengenali wajah di foto atau memahami perintah suara.

Semakin tinggi angka TOPS, semakin banyak kalkulasi yang bisa diselesaikan per detik. Fitur seperti Live Captions dan Visual Look Up sangat mengandalkan kekuatan ini.

Namun, TOPS bukan segalanya. Arsitektur unit AI dan integrasinya dengan perangkat lunak juga sangat menentukan hasil akhir.

Untuk memahami lebih dalam tentang bagaimana TOPS dihitung dan perannya dalam on-device AI, kamu bisa baca penjelasan lengkapnya di artikel khusus mengenai TOPS.

3 TOPS Lebih Cepat: Seberapa Terasa Bedanya?

Dari 35 menjadi 38 TOPS, peningkatannya sekitar 8.5%. Secara matematis, ini bukan lompatan besar.

Untuk aktivitas sehari-hari, perbedaan ini mungkin tidak kentara. Membuka album foto berdasarkan isinya akan terasa sama cepatnya.

Namun, untuk beban kerja profesional, selisih 3 TOPS bisa berarti sesuatu. Render efek AI real-time pada video 4K mungkin selesai beberapa detik lebih cepat.

Contoh nyatanya adalah fitur “Isolate Subject” di Final Cut Pro. Pada iPad Pro terbaru, proses isolasi objek dalam video bisa lebih responsif.

Unit AI pada chip terbaru juga mungkin dirancang lebih efisien. Jadi, 38 TOPS-nya bisa memberikan hasil yang lebih baik daripada sekadar angka mentah.

Pertanyaannya, apakah ini pembeda utama? Bagi banyak orang, peningkatan pada cpu dan gpu justru lebih terasa dampaknya.

Aspek Perbandingan Chip Terbaru untuk Tablet (38 TOPS) Chip untuk Smartphone Pro (35 TOPS) Dampak pada Pengalaman
Kinerja Teoretis (TOPS) 38 Triliun Operasi/detik 35 Triliun Operasi/detik Peningkatan ~8.5% untuk tugas AI murni.
Tugas AI Ringan Pengenalan adegan foto, teks hidup. Pengenalan adegan foto, teks hidup. Perbedaan kecepatan hampir tidak terlihat.
Tugas AI Berat Render efek AI di video 4K, pelatihan model kecil. Render efek AI di video 4K, pelatihan model kecil. Potensi pengurangan waktu proses beberapa detik.
Faktor Pendukung Arsitektur lebih baru, proses 3nm gen-2. Arsitektur yang sudah matang, proses 3nm pertama. Efisiensi dan manajemen panas mempengaruhi kinerja sustain.
Konteks Penggunaan Tablet untuk produktivitas kreatif. Smartphone untuk mobilitas dan hiburan. Kebutuhan perangkat yang berbeda lebih menentukan pilihan.

Jadi, selisih angka TOPS memang ada. Namun, konteks perangkat dan tugas yang kamu jalankan lebih penting untuk dipertimbangkan.

Soal Performa dan Efisiensi: Benchmark dan Konsumsi Daya

benchmark performa apple chip

Bagaimana cara paling objektif untuk mengukur kemampuan sebuah chip? Jawabannya adalah melalui serangkaian tes standar.

Angka benchmark dan konsumsi daya memberi kita gambaran nyata. Mereka mengukur apa yang bisa dilakukan prosesor dalam kondisi terkontrol.

Kali ini, kita punya data lengkap untuk satu kontestan. Untuk yang lain, kita akan melihat proyeksi berdasarkan klaim dan generasi teknologi.

Mari kita selami angka-angka ini. Tujuannya adalah memahami dampak praktisnya bagi pengalaman sehari-hari kamu.

Angka Benchmark: Single-Core, Multi-Core, dan AnTuTu

Tes benchmark seperti Geekbench mengukur performance dari sudut berbeda. Single-core score menunjukkan kecepatan satu inti prosesor.

Ini relevan untuk tugas seperti membuka aplikasi atau scrolling yang mulus. Multi-core score menguji kerja sama semua inti secara bersamaan.

Hasilnya penting untuk ekspor video atau kompilasi kode. Skor AnTuTu memberikan gambaran komprehensif dengan menggabungkan tes cpugpumemory, dan UX.

Untuk chip A17 Pro, datanya sangat solid. Di Geekbench 6.5, ia mencetak sekitar 2940 poin untuk single-core.

Skor multi-core-nya mencapai sekitar 7299 poin. Total skor AnTuTu v10 berada di kisaran 1.521.100 poin.

Angka-angka ini menjadikannya salah satu processors mobile terkuat saat diluncurkan. Ia bahkan mengungguli pendahulunya, A16 Bionic, dan bersaing ketat dengan Qualcomm Snapdragon Elite.

Lalu, bagaimana dengan chip terbaru yang pertama hadir di iPad? Data benchmark resminya masih terbatas.

Namun, Apple mengklaim prosesor ini 1.5 kali lebih cepat dari M2. Jika dibandingkan, M2 sendiri sudah setara atau sedikit lebih unggul dari A17 Pro dalam beberapa tes multi-core.

Dengan konfigurasi 10 cores dan proses manufaktur 3nm generasi kedua, ekspektasinya tinggi. Prediksinya, skor single-core akan melampaui 2940 poin dengan nyaman.

Keunggulan signifikan akan terlihat di skor multi-core. Potensinya bisa mendekati atau bahkan melampaui 10.000 poin.

Untuk AnTuTu, bukan tidak mungkin total score-nya mendekati angka 2 juta poin. Ini akan menjadi lompatan performance yang besar untuk segmen tablet.

Jenis Tes (Benchmark) Apple A17 Pro (Data Aktual) Chip Terbaru untuk Tablet (Proyeksi) Analisis Perbandingan
Geekbench 6.5 Single-Core ~2.940 poin Diperkirakan > 3.200 poin Peningkatan arsitektur dan clock speed akan memberi keunggulan. Responsivitas aplikasi akan terasa lebih cepat.
Geekbench 6.5 Multi-Core ~7.299 poin Potensi mendekati 10.000 poin Konfigurasi 10-core (4P+6E) vs 6-core (2P+4E) memberi keuntungan besar untuk multitasking berat dan render.
AnTuTu v10 Total Score ~1.521.100 poin Potensi ~1.8 – 2 juta poin Peningkatan di semua sub-test (CPU, GPU, MEM, UX) akan mendongkrak skor agregat secara signifikan.
Konteks Kompetisi Bersaing vs Snapdragon 8 Gen 3 untuk Galaxy. Menargetkan performa laptop entry-level. Fokus pasar berbeda: smartphone flagship vs tablet profesional.

Efisiensi Daya: Mana yang Lebih Irit?

Untuk perangkat mobile, efficiency seringkali lebih krusial daripada performa puncak. Performa per watt adalah raja.

Ini berhubungan langsung dengan daya tahan baterai dan kenyamanan penggunaan. Chip A17 Pro sudah sangat impresif dalam hal ini.

Berkat proses 3nm pertama, konsumsi dayanya sangat rendah. Saat menjalankan tes beban di Geekbench 5.5, power consumption-nya sekitar 4.5 Watt.

Dalam kondisi idle atau siaga, angkanya turun drastis ke sekitar 1.1 Watt. Inilah yang membuat iPhone 15 Pro bisa tahan seharian bahkan dengan penggunaan intensif.

Lalu, bagaimana dengan prosesor tablet terbaru? Ia dibangun dengan proses 3nm generasi kedua yang lebih matang.

Teknologi ini biasanya menyempurnakan efficiency dan kepadatan transistor. Ditambah dengan enam inti efisiensi (dibanding empat pada A17 Pro), potensinya besar.

Dengan specifications yang lebih tinggi, targetnya mungkin bukan mengonsumsi daya lebih sedikit. Targetnya adalah memberikan performa yang jauh lebih besar dengan konsumsi daya yang setara atau sedikit lebih tinggi.

Dampaknya bagi pengguna iPad Pro sangat berarti. Kamu bisa mengedit video 4K atau merender model 3D dalam waktu lama.

Semua itu tanpa khawatir baterai akan cepat habis. Daya tahan perangkat untuk pekerjaan kreatif diprediksi akan sangat panjang.

Perbedaan filosofi ini jelas. Satu dioptimalkan untuk efisiensi mutlak di bodi kecil.

Yang satunya dirancang untuk menyeimbangkan performa tinggi dan efficiency di bodi yang memiliki kapasitas baterai lebih besar. Keduanya unggul di konteksnya masing-masing.

Kesimpulan: Bedanya Tipis, Tapi Worth It Gak Sih?

Pertanyaan besarnya tetap sama: apakah selisih ini benar-benar bermakna untukmu? Perbedaan teknisnya memang tipis, tetapi konteks perangkat dan kebutuhanmu jauh lebih penting.

Bagi profesional kreatif yang menginginkan tablet setara laptop, lompatan performance pada chip terbaru sangat worth it. CPU dan GPU yang lebih tangguh membuka alur kerja baru.

Sebaliknya, untuk penggunaan smartphone sehari-hari seperti fotografi dan gamingA17 Pro di iPhone 15 Pro sudah lebih dari cukup. Efisiensi dayanya luar biasa.

Jadi, jangan hanya kejar angka. Pertimbangkan kebutuhan spesifikmu. Kedua processor ini adalah contoh luar biasa dari inovasi Apple yang terus melesat.

➡️ Baca Juga: 12 Gadout yang Sering Dibeli Tapi Jarang Dipakai

➡️ Baca Juga: HP gaming ini RAM 24GB tapi masih lag, kok bisa?

Related Articles

Back to top button