Ryzen 9 6900HS Laptop 2 Tahun Lalu Masih Worth It Di 2025? Ini Buktinya Bakal Ngejutkin!

Pernahkah kamu merasa khawatir membeli teknologi yang ‘sudah tua’? Di dunia yang serba cepat ini, gadget baru selalu bermunculan. Tapi, apakah sebuah laptop dengan jantung prosesor flagship dari dua tahun lalu benar-benar sudah usang?
Artikel ini hadir untuk menjawab rasa penasaran itu. Kita akan mengupas tuntas sebuah chip legendaris dari AMD yang dulu menjadi raja. Sekarang, ia banyak ditemui di pasar laptop bekas atau sisa stok dengan harga yang jauh lebih menarik.
Kami akan membedahnya dari semua sisi. Mulai dari kekuatan kinerja murni, efisiensi daya, hingga nilai uang yang kamu dapatkan. Perbandingan dengan generasi terbaru juga tidak akan kami lewatkan untuk memberikan perspektif yang jelas.
Bersiaplah untuk temuan yang mungkin mengejutkan. Karena fondasi sebuah chip yang kuat seringkali bisa bertahan lebih lama dari yang kita kira. Mari kita simak ulasan jujur dan berbasis data ini sampai tuntas.
Poin-Poin Penting
- Artikel ini menganalisis kelayakan sebuah prosesor laptop high-end dari dua tahun lalu untuk digunakan di tahun 2025.
- Analisis dilakukan secara mendalam, melihat aspek kinerja, konsumsi daya, dan harga di pasar saat ini.
- Perbandingan performa dengan generasi prosesor yang lebih baru akan disajikan untuk konteks yang jelas.
- Efisiensi dan daya tahan baterai menjadi pertimbangan penting dalam penilaian.
- Rekomendasi akhir akan diberikan berdasarkan profil kebutuhan pengguna yang berbeda.
Pendahuluan: Pertarungan Performa Lama vs. Baru di 2025
Di rak-rak toko dan situs web, laptop dengan prosesor mutakhir seperti AMD Ryzen 8000 series dan Intel Core Ultra menjadi sorotan utama. Dunia seolah hanya berbicara tentang generasi terbaru dengan janji kecerdasan buatan dan efisiensi ekstrem.
Perkembangan teknologi berjalan sangat cepat. Hanya dalam hitungan years, kita melihat lompatan dari proses fabrikasi 6 nanometer ke 4 nanometer. Fitur-fitur AI yang dulu eksklusif kini menjadi standar baru di setiap chip.
Di tengah gempuran ini, di mana posisi prosesor flagship dari dua atau tiga tahun lalu? Artikel ini hadir untuk menjawab keraguan calon pembeli. Baik yang melirik laptop bekas maupun yang mencari nilai terbaik dari sisa stok.
| Aspek Tren | Generasi Lama (2022-2023) | Generasi Terbaru (2024-2025) |
|---|---|---|
| Proses Fabrikasi | Didominasi 6nm – 7nm | Beralih ke 4nm – 3nm |
| Fokus Arsitektur | Kinerja Inti & Efisiensi Daya | Kinerja Inti, NPU untuk AI, Efisiensi Ekstrem |
| GPU Integrasi | Sudah Sangat Tangguh (e.g., RDNA 2) | Lebih Tangguh dengan Dukungan Teknologi Terbaru |
| Dukungan Memori | DDR5 dengan kecepatan standar | DDR5/LPDDR5x dengan kecepatan lebih tinggi |
| Pasar Sasaran | Laptop Bekas & Sisa Stok (Harga Turun) | Laptop Baru (Harga Premium) |
Namun, pertarungan tidak selalu dimenangkan oleh yang paling baru. Faktor seperti efisiensi daya dan harga akhir seringkali lebih krusial dalam keputusan sehari-hari. Sebuah prosesor yang dulu dirancang untuk kelas premium mungkin masih menyimpan banyak tenaga.
Oleh karena itu, kami akan menguji klaim-klaim ini dengan pendekatan yang objektif. Analisis kami meliputi benchmark standar industri, perbandingan spesifikasi teknis mendalam, dan simulasi skenario penggunaan nyata.
Bayangkan sebuah mobil balap dari beberapa tahun lalu. Meski bukan yang tercepat di lintasan hari ini, ia masih sangat mampu dan menyenangkan untuk dikendarai di jalan biasa. Prinsip serupa bisa berlaku untuk CPU laptop.
Kami mengajak Anda untuk melihat lebih jernih. Jangan langsung terpukau oleh angka generasi atau jargon pemasaran terbaru. Mari kita ukur performance sebenarnya dan nilai yang diberikan. Itulah tujuan dari pembahasan mendalam tentang AMD Ryzen dan Intel Core generasi sebelumnya di tahun 2025 ini.
Mengenal AMD Ryzen 9 6900HS: Spesifikasi dan Teknologi Dasar
Mari kita buka kap mesin dan lihat apa yang membuat prosesor ini begitu spesial di era-nya. Memahami spesifikasi teknisnya adalah kunci untuk menilai kemampuan sebenarnya, terlepas dari label generasinya.
Bagian ini akan mengupas tiap lapisan teknologi di dalam AMD Ryzen 9 6900HS. Kita mulai dari fondasi arsitekturnya, konfigurasi inti, hingga keunggulan grafis integrasinya.
Arsitektur Zen 3+ dan Proses 6 nm: Fondasi yang Kuat
Chip ini dibangun di atas generasi Rembrandt dengan arsitektur Zen 3+. Ini adalah penyempurnaan dari Zen 3 yang sudah terkenal sangat efisien.
Penyempurnaan itu fokus pada optimasi konsumsi daya dan peningkatan kinerja dalam beban ringan. Hasilnya, prosesor ini bisa sangat responsif sekaligus hemat energi.
Fondasi fisiknya adalah proses manufaktur 6 nanometer dari TSMC. Proses ini modern dan padat, memungkinkan lebih banyak transistor dalam area yang kecil.
Manfaatnya langsung terasa: efisiensi daya yang lebih baik dan panas yang lebih terkendali. Inilah yang mendukung rating TDP (Thermal Design Power) yang rendah untuk performa tinggi.
Konfigurasi 8 Core/16 Thread dan Kecepatan Clock Hingga 4.9 GHz
Di dalamnya, terdapat konfigurasi 8 core fisik dan 16 thread logis. Konfigurasi ini masih sangat tangguh untuk menangani multitasking berat dan aplikasi produktivitas di tahun 2025.
Setiap core dapat beroperasi dari kecepatan dasar 3.3 GHz hingga melesat hingga 4.9 GHz. Teknologi boost otomatis akan mendorong clock ini ketika dibutuhkan, memberikan tenaga instan.
Untuk mendukung kecepatan itu, prosesor dilengkapi dengan sistem cache yang besar. Totalnya mencapai 20.5 MB, yang terbagi dalam tiga level.
- L1 Cache: 512 KB (sangat cepat untuk data terdekat).
- L2 Cache: 4 MB (bertindak sebagai buffer).
- L3 Cache: 16 MB (cache bersama yang besar).
Cache yang besar ini berperan penting. Ia mempercepat akses data, membuat kinerja CPU terasa lebih responsif dan lancar dalam setiap tugas.
Semua kinerja ini dikemas dengan efisiensi luar biasa. Rating TDP-nya hanya 35 Watt untuk varian HS, membuatnya ideal untuk laptop tipis dan ringan yang tidak mau kompromi pada performa.
GPU Integrasi Radeon 680M: Game Changer di Masanya
Salah satu kejutan terbesarnya adalah GPU integrasi: AMD Radeon 680M. Saat diluncurkan, ini adalah revolusi karena mengusung arsitektur RDNA 2 yang sama dengan kartu grafis diskrit.
Spesifikasinya mengesankan untuk sebuah grafis terintegrasi. Ia memiliki 12 Compute Units (CU), yang setara dengan 768 unit execution atau shader.
Kecepatan clock-nya bisa mencapai hingga 2.4 GHz. Kombinasi arsitektur canggih dan spesifikasi solid ini memberikannya kemampuan grafis yang jauh melampaui generasi iGPU sebelumnya.
Dukungan teknologi grafis modern juga sudah ada. Ini membuatnya tidak hanya kuat untuk masa itu, tetapi juga masih relevan untuk banyak aplikasi visual hari ini.
Selain itu, platform dari prosesor ini sudah sangat lengkap. Fitur-fitur berikut sudah didukung sejak 2022:
- Memori: DDR5-4800 dan LPDDR5-6400 untuk bandwidth tinggi.
- Ekspansi: PCIe 4.0 untuk SSD dan perangkat tercepat.
- Konektivitas: USB4 dengan kecepatan Thunderbolt, WiFi 6E, dan Bluetooth 5.2.
- Multimedia: Dekode AV1 untuk streaming video efisien.
Dengan paket teknologi yang begitu komprehensif, fondasi yang diletakkan oleh prosesor ini memang sangat kuat. Ia dirancang bukan hanya untuk zamannya, tetapi untuk bertahan.
Benchmark Kinerja: Bagaimana Ryzen 9 6900HS Berdiri di 2025?
Bagaimana performa sebuah chip lawas ketika dihadapkan pada standar pengujian masa kini? Untuk menjawabnya, kita perlu melihat angka-angka benchmark yang terukur.
Data uji kinerja ini memberikan gambaran objektif. Mereka menunjukkan kekuatan sebenarnya dari processor ini di berbagai skenario.
Kami telah mengumpulkan hasil dari beberapa tes populer. Mari kita bedah satu per satu untuk melihat posisinya sekarang.
Hasil Cinebench R23: Single-Core dan Multi-Core
Cinebench R23 adalah alat ukur klasik untuk kekuatan CPU. Tes single-core mengukur responsivitas umum sistem.
Sedangkan tes multi-core mendorong semua inti prosesor secara maksimal. Hasilnya relevan untuk tugas seperti rendering dan encoding video.
Prosesor ini menunjukkan angka yang solid. Untuk single-core, skor rata-ratanya adalah 1553 poin.
Angka ini menjamin pengalaman penggunaan sehari-hari yang lancar. Membuka aplikasi, menjelajah web, dan kerja dokumen akan terasa cepat.
Di sisi multi-core, skornya mencapai 13439 poin. Ini adalah angka yang sangat besar dan menunjukkan kemampuan menangani beban berat.
Dengan 8 cores dan 16 threads, ia masih sangat tangguh untuk produktivitas. Hasil Cinebench R23 membuktikan fondasi kinerjanya masih kokoh.
Skor Geekbench 6.5: Ukuran Kinerja Modern
Geekbench 6.5 adalah tolok ukur yang lebih baru. Alat ini dirancang untuk merefleksikan beban kerja aplikasi modern.
Ia menguji processor dengan tugas-tugas yang lebih beragam. Mulai dari kecerdasan buatan ringan hingga fisika dalam game.
Skor yang dicapai tetap mengesankan. Untuk single-core, nilainya adalah 2175 poin.
Pada tes multi-core, angkanya mencapai 10317 poin. Performa ini menegaskan bahwa chip ini belum tertinggal jauh.
Dia masih bisa menjalankan perangkat lunak terbaru dengan baik. Hasil Geekbench 6.5 memberikan sudut pandang yang relevan untuk tahun ini.
Benchmark Lainnya: 7-Zip, Blender, dan X265
Selain tes sintetis, uji kinerja aplikasi riil juga penting. Tes-tes ini mensimulasikan pekerjaan yang biasa kita lakukan.
Misalnya, 7-Zip mengukur kecepatan kompresi dan dekompresi data. Hasilnya sekitar 60092 MIPS, yang sangat cepat untuk arsip file besar.
Blender adalah standar untuk rendering grafis 3D. Prosesor ini menyelesaikan adegan tes BMW27 dalam rata-rata 239 detik.
Untuk encoding video modern, ada tes HWBOT x265. Dengan preset 4K, ia mencapai rata-rata 16.2 frame per detik.
Semua angka ini dikumpulkan dalam satu tabel untuk memudahkan analisis. Lihatlah bagaimana kinerjanya tersebar di berbagai bidang.
| Nama Benchmark | Tipe Tes | Hasil Rata-Rata | Konteks Kinerja |
|---|---|---|---|
| Cinebench R23 | Single-Core | 1553 points | Sangat Baik untuk Responsivitas |
| Cinebench R23 | Multi-Core | 13439 points | Unggul untuk Beban Berat |
| Geekbench 6.5 | Single-Core | 2175 points | Kompetitif untuk Aplikasi Modern |
| Geekbench 6.5 | Multi-Core | 10317 points | Kuat untuk Multitasking |
| 7-Zip | Multi Thread | ~60092 MIPS | Kecepatan Kompresi Sangat Tinggi |
| Blender (BMW27) | Render Time | 239 detik | Cukup Cepat untuk Tugas 3D |
| HWBOT x265 4k | Encoding FPS | 16.2 fps | Mampu untuk Encode Video |
Perlu diingat, hasil benchmark bisa sedikit berbeda di lapangan. Konfigurasi pendinginan laptop dan setting daya (TDP) sangat berpengaruh.
Namun, data di atas memberikan patokan yang jelas. Secara absolut, prosesor dengan kode 6900HS ini masih sangat cepat.
Kekuatan single-core yang solid menjamin kelancaran dasar. Sementara kekuatan multi-core yang besar menyediakan ruang untuk produktivitas.
Dari sudut pandang angka mentah, ia masih berdiri dengan tegak. Bagian selanjutnya akan melihat perbandingan langsung dengan generasi penerusnya.
Perbandingan Langsung: Ryzen 9 6900HS vs. Ryzen 7 8845HS (Generasi Terbaru)
Untuk mendapatkan gambaran yang paling adil, mari kita hadapkan langsung sang veteran dengan salah satu juara baru dari generasi penerusnya.
Kita akan membandingkannya dengan AMD Ryzen 7 8845HS, perwakilan dari seri “Hawk Point”. Chip ini lebih muda hampir dua tahun dan dibangun dengan teknologi lebih mutakhir.
Perbandingan ini akan menjawab pertanyaan penting. Seberapa besar sebenarnya jarak yang ditempuh teknologi dalam kurun waktu tersebut?
Perbedaan Arsitektur Zen 3+ vs. Zen 4 dan Proses 6nm vs. 4nm
Lompatan generasi ini didasari oleh dua perubahan fondasi. Pertama, arsitektur inti yang berevolusi dari Zen 3+ ke Zen 4.
Zen 4 membawa peningkatan IPC (Instruction Per Clock) yang signifikan. Artinya, setiap siklus clock dapat menyelesaikan lebih banyak instruksi.
Kedua, terjadi penyusutan proses manufaktur dari 6 nanometer ke 4 nanometer. Transistor yang lebih kecil dan padat meningkatkan efisiensi dan potensi kinerja puncak.
Dampak lain terlihat pada dukungan memori. Generasi baru mendukung LPDDR5x-7500, lebih cepat dari LPDDR5-6400 pada chip lawas.
Bandwidth memori yang lebih besar ini, dari 76.8 GB/s menjadi 89.6 GB/s, sangat menguntungkan GPU integrasi dan aplikasi yang haus data.
Analisis Hasil Benchmark: Seberapa Jauh Peningkatannya?
Data uji kinerja memberikan angka yang konkret. Peningkatan dari generasi ke generasi terlihat jelas di semua bidang.
Berikut adalah ringkasan perbandingan hasil benchmark antara kedua processor tersebut.
| Benchmark & Tipe Tes | Ryzen 7 8845HS | Ryzen 9 6900HS | Peningkatan |
|---|---|---|---|
| Cinebench R23 (Single-Core) | 1763 poin | 1557 poin | +13% |
| Cinebench R23 (Multi-Core) | 16078 poin | 12922 poin | +24% |
| Geekbench 6 (Single) | 2642 poin | 1985 poin | +33% |
| Geekbench 6 (Multi) | 13256 poin | 9206 poin | +43% |
| Blender (BMW27) | ~31% lebih cepat | Waktu referensi | +31% |
Angka-angka ini menunjukkan pola yang konsisten. Peningkatan terbesar terjadi pada tugas multi-thread, di mana arsitektur baru dan konfigurasi yang dioptimalkan bersinar.
Untuk tugas single-core, peningkatannya tetap signifikan, terutama di Geekbench 6. Ini mencerminkan peningkatan IPC dari Zen 4.
Secara keseluruhan, chip baru menawarkan keunggulan kinerja antara 20% hingga 40%. Ini adalah lompatan yang substansial untuk selisih waktu dua tahun.
Efisiensi Daya: TDP 35W vs. 54W
Di balik angka performance yang lebih tinggi, ada pertukaran yang penting. Rating TDP (Thermal Design Power) mereka sangat berbeda.
Chip lama memiliki thermal design 35 Watt. Sementara penerusnya memiliki rating 54 Watt.
Perbedaan design power ini memiliki implikasi langsung pada laptop. Desain pendinginan harus lebih agresif untuk menangani processor 54W.
Hal ini bisa berarti kipas yang lebih sering berputar kencang dan suara yang lebih bising. Potensi throttling juga perlu diperhatikan jika sistem pendingin tidak memadai.
Peningkatan kinerja yang besar itu datang dengan konsumsi daya yang lebih tinggi. Ini adalah pertimbangan krusial untuk mobilitas dan umur baterai.
Lalu, apakah peningkatan 20-40% itu sepadan? Jawabannya bergantung pada prioritas dan anggaran.
Jika kamu mencari puncak performance mutlak untuk rendering atau kompilasi kode, chip baru jelas pemenangnya. Namun, untuk kebanyakan tugas lain, chip lawas masih sangat kompetitif.
Kesimpulannya, AMD Ryzen 7 8845HS memang lebih unggul secara teknologi dan angka. Tetapi, pendahulunya tidak tertinggal jauh dan menawarkan efisiensi power consumption yang lebih ketat.
Nilai akhirnya sangat ditentukan oleh harga yang kamu temukan di pasaran untuk masing-masing opsi.
Kinerja GPU Integrasi Radeon 680M di Tahun 2025
Saat memilih laptop, kekuatan kartu grafis sering menjadi pertanyaan besar. Terutama untuk model tanpa GPU diskrit yang mengandalkan bagian terintegrasi dari chip prosesor.
Bagian ini akan menguji jantung grafis dari prosesor yang kita bahas. Kami akan melihat apakah kejayaannya di masa lalu masih relevan dengan tuntutan visual di tahun sekarang.
Kami akan fokus pada dua hal utama. Pertama, kemampuan bermain game untuk hiburan sehari-hari. Kedua, kelengkapan dukungan teknologi perangkat lunak terbaru.
Arsitektur RDNA 2 dan 12 CU: Masih Tangguh untuk Game?
Radeon 680M dibangun dengan arsitektur RDNA 2. Ini adalah teknologi yang sama dengan kartu grafis diskrit kelas menengah saat itu.
Dengan 12 Unit Komputasi (CU) dan 768 execution unit, spesifikasinya masih terlihat solid. Kemampuan teoretisnya mencapai sekitar 3.69 TFLOPS.
Untuk game esports dan casual, kekuatan ini masih sangat memadai. Pada resolusi 1080p dengan pengaturan rendah hingga medium, pengalaman bermain game tetap lancar.
Kecepatan memori sistem (RAM) sangat mempengaruhi hasilnya. GPU ini berbagi memori dengan CPU, sehingga bandwidth tinggi dari DDR5 atau LPDDR5 memberi dampak besar.
Berikut adalah perkiraan frame rate yang bisa kamu harapkan di beberapa game populer.
| Nama Game | Resolusi & Pengaturan | Perkiraan Frame Rate (FPS) | Keterangan |
|---|---|---|---|
| Valorant | 1080p, Medium | 120 – 150 fps | Sangat lancar untuk kompetitif |
| Counter-Strike 2 | 1080p, Low | 90 – 110 fps | Bisa dimainkan dengan nyaman |
| Genshin Impact | 1080p, Medium | 45 – 60 fps | Playable untuk eksplorasi |
| Grand Theft Auto V | 1080p, Normal | 50 – 65 fps | Untuk game AAA yang lebih tua |
| Rocket League | 1080p, High Quality | 100+ fps | Performance sangat baik |
Untuk game AAA terbaru dengan grafis berat, kamu perlu menurunkan resolusi ke 720p. Atau, mengkompromikan banyak pengaturan grafis untuk mencapai frame rate yang stabil.
Intinya, ini bukan mesin untuk gaming hardcore. Namun, untuk sesi santai atau game kompetitif ringan, ia masih sangat mampu.
Dibandingkan iGPU generasi sebelumnya dari Intel Core, keunggulannya masih jelas. Bahkan jika dibandingkan dengan seri Core Ultra terbaru, ia masih bisa bersaing di kelasnya.
Dukungan Teknologi Terbaru: Apakah Ada yang Kurang?
Dari sisi fitur, Radeon 680M sudah dilengkapi dengan baik. Dukungan API grafis modern masih relevan untuk sebagian besar aplikasi.
GPU ini mendukung DirectX 12 Ultimate. Artinya, fitur seperti ray tracing secara teknis tersedia, meski performance-nya terbatas karena hanya mengandalkan shader.
Dukungan untuk Vulkan, OpenGL, dan OpenCL juga lengkap. Ini penting untuk aplikasi kreatif, simulasi, atau software tertentu yang memanfaatkan komputasi GPU.
Di luar gaming, kekuatannya terlihat di tugas multimedia. Salah satu keunggulan besarnya adalah dukungan decode video AV1.
Fitur ini membuat streaming video dari platform modern jadi lebih efisien. Baterai laptop tidak cepat habis saat menonton film online.
Untuk editing konten ringan, seperti potong video sederhana atau edit foto, akselerasi hardware-nya masih memberikan manfaat. Proses ekspor atau rendering akan lebih cepat dibandingkan hanya mengandalkan CPU.
Lalu, bagaimana perbandingannya dengan generasi baru? Radeon 780M dengan RDNA 3 memang menawarkan peningkatan.
- Arsitektur Lebih Baru: RDNA 3 membawa efisiensi dan performance per watt yang lebih baik.
- Dukungan Teknologi: Secara fitur, tidak ada lompatan besar yang tertinggal. Keduanya mendukung standar yang serupa.
- Kinerja Nyata: Radeon 780M sekitar 20-30% lebih cepat. Namun, dasar dari RDNA 2 masih sangat kuat.
Kesimpulannya, Radeon 680M adalah GPU integrasi yang sangat mampu. Ia merupakan nilai tambah besar yang membuat prosesor lama ini tetap menarik.
Kamu tidak akan mendapatkan pengalaman gaming ultra. Tetapi, untuk kebutuhan visual sehari-hari dan hiburan casual, ia masih menjadi pilihan yang solid di tahun 2025.
Efisiensi Daya dan Thermal: Keunggulan Tersembunyi 6900HS

Kekuatan sejati sebuah chip mobile tidak hanya diukur dari kecepatannya. Tetapi juga dari seberapa efisien ia mengubah daya menjadi kinerja.
Di sinilah prosesor flagship lama ini menunjukkan nilai tambahnya. Fondasi proses manufaktur 6 nanometer dari TSMC memberinya keunggulan efisiensi yang nyata.
Transistor yang lebih kecil dan padat mengurangi kebocoran daya. Hasilnya, cores yang kuat bisa beroperasi dengan konsumsi energi yang lebih terkendali.
Konsumsi Daya Saat Idle dan Beban Penuh
Data pengujian memberikan gambaran yang jelas. Saat sistem sedang diam dengan monitor eksternal terhubung, konsumsi dayanya rata-rata hanya 16.3 Watt.
Angka ini sangat rendah untuk sebuah platform dengan kemampuan tinggi. Ini berarti laptop bisa tetap hidup lama saat digunakan untuk mengetik atau menonton video.
Saat didorong ke batasnya, misalnya dengan tes Cinebench R15 Multi, gambaran berubah. Konsumsi daya untuk seluruh sistem melonjak menjadi rata-rata 107 Watt.
Lonjakan ini terutama datang dari CPU yang bekerja maksimal. Namun, angka 107 Watt masih tergolong wajar untuk performa yang dihasilkan.
Kuncinya adalah transisi yang cepat antara mode idle dan beban penuh. Chip ini tidak boros daya ketika tidak dibutuhkan.
Dampaknya pada Umur Baterai dan Suhu Laptop
Rating TDP atau Thermal Design Power yang rendah, hanya 35 Watt, adalah kunci utama. Design power ini menjadi patokan bagi pembuat laptop untuk sistem pendingin.
Dengan batas thermal design yang ketat, panas yang dihasilkan lebih mudah dikelola. Kipas tidak perlu berputar dengan kencang terus-menerus.
Akibatnya, laptop menjadi lebih sunyi dalam penggunaan sehari-hari. Permukaan keyboard dan bodi juga terasa lebih sejuk, meningkatkan kenyamanan.
Efisiensi ini bisa diukur. Dalam tes yang sama, chip ini mencapai sekitar 21.6 poin per Watt. Ini adalah metrik penting untuk nilai yang didapat dari setiap watt listrik.
Bagaimana jika dibandingkan dengan generasi baru? Peningkatan performance mutlak sering kali datang dengan konsumsi daya yang lebih tinggi.
Artinya, peningkatan design power tidak selalu linier dengan efisiensi. Chip lawas dengan proses 6nm ini masih sangat kompetitif dalam hal ini.
| Skenario Penggunaan | Perkiraan Ketahanan Baterai* | Keterangan Thermal |
|---|---|---|
| Kerja Kantor & Browsing | 8 – 10 jam | Sistem sangat sunyi, panas minimal. |
| Streaming Video (1080p) | 6 – 8 jam | Dukungan decode AV1 menghemat daya. |
| Multitasking Berat | 3 – 5 jam | Kipas mungkin aktif, suhu tetap terkontrol. |
*Estimasi berdasarkan laptop dengan baterai 60Wh. Hasil aktual bervariasi tergantung konfigurasi.
Manajemen panas yang baik juga berdampak pada umur panjang. Komponen seperti motherboard, SSD, dan baterai tidak terus-menerus terpapar suhu tinggi.
Ini adalah keuntungan jangka panjang yang sering diabaikan. Laptop cenderung lebih awet dan stabil.
Jadi, untuk pengguna yang menghargai mobilitas dan kenyamanan, efisiensi adalah senjata rahasia. Chip ini membuat laptop ultraportable tetap powerful tanpa mengorbankan baterai atau menciptakan suara bising.
Di tahun 2025, keunggulan ini justru semakin terasa. Terutama ketika dibandingkan dengan beberapa opsi generasi baru yang lebih haus daya.
Pengalaman Penggunaan Nyata untuk Kebutuhan 2025
Sebuah prosesor bisa mencetak angka tinggi, namun bagaimana ia berperilaku saat membuka lusinan tab browser sambil mengedit dokumen? Uji laboratorium penting, tetapi kepuasan akhir ditentukan oleh kelancaran dalam rutinitas.
Bagian ini akan mensimulasikan kebutuhan komputasi modern. Kita akan melihat langsung kemampuan chip ini di berbagai situasi kerja dan hiburan.
Kami merujuk pada data benchmark dan spesifikasi sebelumnya. Tujuannya adalah memberikan gambaran yang realistis dan jujur.
Multitasking dan Produktivitas Kantor
Skenario kerja tahun ini seringkali sangat padat. Bayangkan membuka 30 tab Chrome, Microsoft Teams, Excel dengan data besar, Spotify, dan Slack sekaligus.
Dengan konfigurasi 8 cores dan 16 threads, sistem tetap responsif. Beralih antar aplikasi tidak terasa lambat atau patah-patah.
Aplikasi suite produktivitas seperti Microsoft 365 atau Google Workspace berjalan mulus. Proses membuka dokumen berat dan melakukan perhitungan kompleks tidak menjadi masalah.
Untuk konferensi video, platform seperti Zoom atau Google Meet berjalan baik. Fitur background blur dan noise cancellation yang diolah oleh CPU dapat berfungsi tanpa mengorbankan kualitas panggilan.
Bagi pengembang, menjalankan lingkungan coding atau mesin virtual ringan masih sangat mungkin. Processor dari AMD Ryzen ini memberikan daya komputasi yang memadai untuk tugas-tugas tersebut.
Pengalaman ini menunjukkan bahwa untuk produktivitas kantor modern, kekuatannya masih lebih dari cukup. Bahkan jika dibandingkan dengan laptop Intel Core generasi sebelumnya, ia seringkali unggul.
Editing Konten Ringan hingga Sedang: Photo & Video
Bagaimana dengan tugas kreatif? Untuk editing foto, aplikasi seperti Adobe Lightroom berjalan lancar. Membuka katalog, menerapkan preset, dan melakukan ajustment dasar tidak mengalami lag.
Photoshop untuk editing lapisan yang tidak terlalu kompleks juga dapat diandalkan. Proses filter dan rendering tidak memakan waktu lama berkat kekuatan multi-core.
Di bidang video, editing klip 1080p di DaVinci Resolve atau Premiere Pro bisa dilakukan. Timeline tetap responsif selama penggunaan efek yang sederhana.
Untuk proyek 4K, kamu perlu menggunakan proxy atau timeline resolusi lebih rendah. Ekspor video akhir akan memakan waktu, tetapi masih dalam batas wajar untuk hobi.
Di sini, GPU integrasi Radeon 680M memberikan bantuan yang berharga. Akselerasi hardware untuk playback dan encoding tertentu membuat proses editing lebih nyaman.
Kesimpulannya, chip ini cocok untuk kreator konten pemula atau yang bekerja dengan proyek ringan. Ia bukan mesin editing profesional, tetapi mampu menghasilkan karya berkualitas.
Gaming Casual dan Esports dengan GPU Integrasi
Tanpa kartu grafis diskrit, harapan untuk gaming harus realistis. Kabar baiknya, GPU integrasi di sini masih sangat menghibur untuk banyak judul.
Untuk game esports seperti Valorant atau League of Legends, performance-nya sangat memadai. Pada pengaturan rendah hingga medium di resolusi 1080p, frame rate bisa mencapai 100 FPS atau lebih.
Game casual dan indie seperti Stardew Valley atau The Sims 4 berjalan sempurna. Pengalaman bermain tetap menyenangkan dan imersif.
Berikut adalah rangkuman pengalaman gaming yang bisa diharapkan dari platform ini di tahun 2025.
| Kategori Game | Contoh Judul | Rekomendasi Setting | Pengalaman yang Diharapkan |
|---|---|---|---|
| Esports & Kompetitif | Valorant, CS:2, Rocket League | 1080p, Low/Medium | Frame rate tinggi (>90 fps), sangat lancar untuk kompetisi. |
| Game AAA (Tua/Ringan) | GTA V, Skyrim, Fallout 4 | 1080p, Medium | 40-60 fps, playable untuk eksplorasi dan cerita. |
| Game Casual & Indie | Hades, Stardew Valley, Minecraft | 1080p, High | Frame rate stabil 60+ fps, pengalaman optimal. |
| Game AAA Terbaru (2023+) | Cyberpunk 2077, Elden Ring | 720p, Low / FSR Performance | 30-45 fps, perlu kompromi grafis untuk keterjalan. |
Teknologi seperti FSR dari AMD dapat membantu meningkatkan frame rate. Fitur ini masih didukung dan berguna untuk game yang lebih berat.
Dibandingkan dengan GPU integrasi di laptop Intel Core Ultra generasi pertama, Radeon 680M masih bersaing ketat. Untuk gaming ringan, perbedaannya mungkin tidak terlalu terasa.
Intinya, laptop dengan CPU ini bukan mesin gaming khusus. Namun, ia adalah platform serba bisa yang bisa memberikan hiburan gaming yang layak di sela-sela waktu.
Pada akhirnya, pengalaman nyata seringkali tidak membutuhkan angka benchmark tertinggi. Yang dibutuhkan adalah keseimbangan antara responsivitas, efisiensi, dan kemampuan yang memadai.
Untuk mayoritas pengguna—dari pekerja kantoran, mahasiswa, hingga kreator konten pemula—kombinasi 8-core/16-thread dan GPU tangguh ini masih memberikan nilai yang luar biasa. Ia membuktikan bahwa fondasi sebuah platform komputasi yang kuat bisa tetap relevan melampaui label generasinya.
Ryzen 9 6900HS Worth It 2025? Analisis Harga vs. Performa

Setelah melihat kekuatan teknisnya, kini saatnya menimbang aspek paling praktis: nilai uang. Sebuah produk teknologi baru benar-benar bermakna ketika harganya sepadan dengan manfaat yang diberikan.
Bagian ini akan menjawab pertanyaan inti. Apakah membelanjakan uang untuk platform lawas ini merupakan keputusan yang cerdas di tahun sekarang?
Kami akan menelusuri pasar dan membandingkan opsi. Tujuannya adalah memberikan panduan berbasis data untuk keputusan pembelian Anda.
Posisi di Pasar Laptop Bekas dan Baru (Sisa Stok)
Di pasar sekunder, laptop dengan processor ini banyak tersedia. Harganya telah turun signifikan dari harga luncur awalnya.
Untuk kondisi bekas yang terawat, kisaran harganya sekitar Rp 10 hingga 15 juta. Tergantung pada merek, kondisi fisik, dan spesifikasi pendukung seperti RAM dan SSD.
Keuntungan membeli bekas adalah mendapatkan build quality premium. Laptop kelas flagship dua tahun lalu biasanya menggunakan material seperti aluminium, layar resolusi tinggi, dan sistem audio yang bagus.
Sementara itu, sisa stok baru masih bisa ditemui di beberapa retailer. Mereka biasanya didiskon hingga 40% dari harga awal.
Harga untuk unit baru sisa stok bisa berada di kisaran Rp 15 hingga 20 juta. Ini adalah peluang untuk mendapatkan perangkat baru dengan kualitas konstruksi tinggi.
Dibandingkan dengan laptop baru kelas entry di harga yang sama, perbedaan material seringkali terasa. Bodi yang kokoh dan engsel yang solid adalah nilai tambah nyata.
Perbandingan Value dengan Laptop Entry-Level Generasi Terbaru
Sekarang, mari bandingkan dengan laptop baru seharga Rp 15 juta. Opsi yang umum adalah laptop dengan AMD Ryzen 5 8640HS atau Intel Core Ultra 5.
Dari sisi kinerja murni, chip lama dengan 8 inti ini masih unggul dalam tugas multi-thread. Data dari review komprehensif menunjukkan fondasi yang solid.
Namun, chip baru membawa efisiensi dan fitur seperti NPU untuk AI. Tapi, laptop entry-level baru seringkali memotong spesifikasi lain untuk mencapai harga tersebut.
Berikut tabel perbandingan nilai untuk dua pilihan di rentang harga serupa.
| Aspek Pembanding | Laptop dengan Chip Lama (Bekas/Stok) | Laptop Entry-Level Baru |
|---|---|---|
| Kinerja CPU Multi-Core | Lebih tinggi (8-core/16-thread) | Sedang (6-core/12-thread umum) |
| Kualitas Konstruksi | Biasanya premium (aluminium, finishing baik) | Sering plastik atau aluminium tipis |
| GPU Integrasi | Radeon 680M (masih tangguh) | Bervariasi, bisa setara atau sedikit lebih baik |
| Fitur Terbaru | Mungkin kurang NPU, WiFi 6E | WiFi 6E/7, NPU untuk AI |
| Garansi | Terbatas atau sisa | Penuh (1-2 tahun) |
Dari sudut “perform per rupiah”, chip lawas ini sering unggul. Misalnya, skor Cinebench R23 multi-core per juta rupiahnya bisa lebih tinggi.
Ini karena harga depresiasi yang tajam. Anda mendapatkan performa komputasi yang besar dengan anggaran terbatas.
Pilihan ini sangat cocok untuk orang yang memprioritaskan kekuatan CPU dan kualitas fisik. Daripada fitur AI yang mungkin belum sepenuhnya dimanfaatkan.
Untuk siapa pilihan ini paling cerdas?
- Mahasiswa Teknik/Kreatif: Butuh tenaga untuk software desain dan simulasi dengan budget ketat.
- Profesional Mobile: Menginginkan laptop responsif dan premium untuk kerja di mana saja.
- Penggemar Value: Ingin mendapatkan performa maksimal dari setiap rupiah yang dikeluarkan.
Kesimpulannya, nilai “worth it” sangat tergantung pada profil Anda. Jika kebutuhan utama adalah produktivitas murni, build kokoh, dan anggaran terbatas, chip ini adalah pemenangnya.
Namun, jika Anda mengincar teknologi termutakhir seperti AI on-device, maka laptop dengan Core Ultra atau Ryzen seri 8000 mungkin lebih tepat. Keputusan akhir ada di tangan Anda, berdasarkan prioritas yang paling nyata.
Kelebihan dan Kekurangan Jelas di Tahun 2025
Sebelum mengambil keputusan, penting untuk melihat daftar lengkap sisi terang dan gelap dari platform komputasi ini. Ringkasan ini akan membantu Anda menimbang mana yang lebih penting untuk kebutuhan spesifik Anda.
Setelah analisis mendalam, berikut adalah poin-poin utama yang kami rangkum. Baik kelebihan maupun kekurangan didasarkan pada data dan pengujian nyata.
Kelebihan: Performa Masih Tinggi, Efisiensi Luar Biasa, GPU Integrasi Tangguh
Kekuatan utama chip ini terletak pada tiga pilar. Ketiganya bekerja sama untuk memberikan pengalaman yang solid.
Pertama, konfigurasi 8 core dan 16 thread masih sangat cepat. Untuk multitasking berat dan aplikasi produktivitas, tenaganya lebih dari cukup.
Hasil benchmark seperti Cinebench R23 membuktikan fondasinya kokoh. Kinerja single-core yang responsif dan multi-core yang besar adalah aset berharga.
Kedua, efisiensi dayanya luar biasa. Proses manufaktur 6 nanometer menghasilkan thermal yang terkendali dan konsumsi daya yang rendah.
Ini diterjemahkan menjadi umur baterai yang panjang dan laptop yang sunyi. Sistem pendingin tidak perlu bekerja keras untuk tugas sehari-hari.
Ketiga, GPU integrasi Radeon 680M masih tangguh. Arsitektur RDNA 2 memberinya kemampuan grafis yang mengesankan untuk sebuah iGPU.
Dukungan decode video AV1 dan akselerasi multimedia menambah nilai. Untuk gaming casual dan editing konten ringan, ia masih sangat mampu.
Kekurangan: Teknologi Lebih Tua, Dukungan Memori Lebih Lambat, Fitur AI Mungkin Terbatas
Di sisi lain, usia platform ini membawa beberapa keterbatasan. Beberapa di antaranya mungkin penting bagi pengguna tertentu.
Arsitektur intinya adalah Zen 3+, yang lebih tua dibanding Zen 4 atau Zen 5. Ini berarti peningkatan IPC lebih sedikit dibanding generasi baru dari AMD Ryzen.
Yang lebih mencolok adalah ketiadaan Neural Processing Unit (NPU) khusus. Prosesor Intel Core Ultra dan Ryzen seri 8000 sudah memilikinya untuk tugas AI lokal.
Dukungan memori juga tertinggal. Bandwidth maksimalnya adalah untuk LPDDR5-6400, lebih lambat dari LPDDR5x-7500 di chip terbaru.
Perbedaan bandwidth ini bisa mempengaruhi kinerja GPU integrasi dan aplikasi yang haus data. Namun, untuk kebanyakan tugas, DDR5 standar sudah sangat cepat.
Beberapa kekurangan teknis lain perlu dicatat. Platform ini masih menggunakan standar PCIe 4.0, bukan PCIe 5.0 yang lebih cepat.
Teknologi konektivitas seperti Wi-Fi 6E dan Bluetooth 5.2 sudah bagus. Tetapi, versi yang lebih baru seperti Wi-Fi 7 mungkin tidak didukung.
Fitur unlocked multiplier juga tidak tersedia. Artinya, overclocking manual sangat terbatas, berbeda dengan varian HX yang lebih bebas.
Lalu, seberapa kritis kekurangan ini? Jawabannya bergantung pada profil Anda.
Jika Anda membutuhkan performa AI tercepat atau bandwidth memori ekstrem, ini adalah kelemahan nyata. Bagi pengembang atau kreator konten yang bekerja dengan dataset besar, generasi baru lebih unggul.
Namun, untuk mayoritas pengguna—pekerja kantor, mahasiswa, atau pemain game casual—kekurangan ini seringkali hanya angka di spesifikasi. Mereka jarang terasa dalam penggunaan sehari-hari.
Dengan daftar ini, Anda sekarang memiliki gambaran yang seimbang. Langkah terakhir adalah mencocokkannya dengan kebutuhan dan anggaran Anda sendiri.
Kesimpulan: Jadi, Masih Layak Dibeli atau Tidak?
Keputusan membeli teknologi ‘lama’ selalu tentang keseimbangan yang tepat. Berdasarkan seluruh analisis, jawabannya adalah ya, prosesor ini masih sangat layak—terutama jika kamu mendapatkannya dengan harga yang menarik.
Rekomendasi ini kuat untuk pengguna yang mencari laptop bekas premium dengan anggaran terbatas. Kebutuhan utamanya adalah efisiensi baterai, manajemen thermal yang baik, serta performance CPU dan grafis integrasi yang solid untuk produktivitas dan hiburan casual.
Namun, pilihan ini kurang tepat jika kamu membutuhkan performance AI terdepan atau memori berkecepatan sangat tinggi. Untuk gaming dengan GPU diskrit level tinggi, faktor pembatasnya justru laptopnya sendiri. Perbandingan mendetail dengan generasi baru menunjukkan keunggulan di area tersebut.
Intinya, “worth it” adalah soal nilai. Dengan 8 cores, 16 threads, dan hasil benchmark yang masih kuat, AMD Ryzen 9 6900HS adalah processor yang luar biasa untuk tahun 2025. Teknologi flagship dua tahun lalu masih memiliki gigi yang tajam.
Pertimbangkanlah kebutuhan pribadi dan budget-mu. Jangan terjebak jargon “generasi terbaru”. Bagikan pengalaman atau pertanyaanmu di kolom komentar. Pilihan terbaik selalu yang paling sesuai dengan dirimu sendiri.
➡️ Baca Juga: Ekspektasi vs Realita: Gimana HP Samsung 20 Juta Sekarang?
➡️ Baca Juga: Paradoks Viewer Indonesia Menguasai 16 Persen Pasar Esports tetapi Tidak Memiliki Juara Game Internasional




