Ray Tracing AMD vs NVIDIA: Memahami Kesenjangan dan Strategi Masing-Masing Vendor

Pernah bertanya mana pilihan yang paling masuk akal untuk kebutuhan gaming dan anggaran Anda di 2025?
Pada tahun ini banyak gpus turun mendekati MSRP, namun segmen high-end masih mahal. Tekanan dari ledakan pusat data AI membuat pasokan wafer dan memori ketat, sehingga harga bisa kembali naik menuju 2026.
Kami tidak hanya bandingkan angka FPS. Fokusnya adalah pada gap performa RT, arsitektur terbaru, ekosistem upscaling seperti DLSS dan FSR, serta optimasi driver dan game. Ini membantu Anda memilih gpu yang cocok untuk 1080p, 1440p, atau 4K.
Di pasar Indonesia, harga ritel sering jauh dari MSRP dan stok berubah cepat. Timing beli kadang lebih penting daripada selisih performa kecil.
Kami juga menjanjikan metodologi yang adil: memisahkan hasil “RT on native” dari “RT + upscaling/frame gen” agar perbandingan jelas dan jujur.
Ringkasan Utama
- Ulasan fokus pada pilihan praktis untuk gaming dan anggaran.
- Kesenjangan datang dari hardware RT, upscaling, dan optimasi game.
- Pasokan wafer dan memori bisa pengaruhi harga ke 2026.
- Harga di Indonesia sering berbeda dan stok berubah cepat.
- Perbandingan dibuat terpisah untuk native RT dan RT + upscaling.
Apa itu ray tracing dan kenapa masih jadi perdebatan di 2025
Sejak beberapa generasi terakhir, metode rendering yang meniru perilaku cahaya jadi perdebatan hangat di dunia game. Teknologi ini melacak pantulan, bayangan, dan global illumination untuk menghasilkan visual yang lebih realistis dibanding rasterization tradisional.
Ray tracing vs rasterization: bedanya ada di realisme cahaya
Rasterization cepat dan hemat sumber daya. Ia menggambar piksel dari model 3D dengan metode yang efisien.
Sementara ray tracing melakukan perhitungan jalur cahaya sehingga efek refleksi dan ambient lebih akurat. Harga yang dibayar adalah beban berat pada GPU, terutama saat setting ultra aktif.
“Reality check”: tidak semua game mendapat peningkatan visual signifikan
Tom’s Hardware mencatat bahwa mengaktifkan ray tracing kerap membuat frame rate turun drastis pada judul berat. Hanya sebagian kecil games yang memberikan lompatan visual yang terasa layak untuk penurunan performance.
Itu sebabnya banyak pemain kompetitif memilih rasterization untuk stabilitas FPS. Di bagian benchmark nanti, kita akan memisahkan pengujian native RT dari skenario RT + upscaling/frame generation agar perbandingan antar graphics cards lebih adil.
Apakah Anda mengejar realisme sinematik atau stabilitas FPS untuk gameplay? Jawaban ini akan membantu menentukan pilihan cards dan strategi pengaturan.
Lanskap GPU 2025: posisi AMD Radeon dan NVIDIA GeForce di pasar
Pasar GPU 2025 menunjukkan peta kekuatan yang jelas antara segmen premium dan kelas menengah. Di level tertinggi, flagship tetap langka dan harga sering jauh di atas patokan. Di kelas menengah, banyak model menawarkan value lebih baik untuk gamer yang butuh performa setiap hari.
Dominasi high-end dan peluang value di mid-range
Satu vendor masih memimpin segmen high-end, sehingga model flagship sering sulit didapat dan price tetap tinggi. Sementara itu, amd radeon cenderung memberi pilihan value di mid-range yang cocok untuk 1440p dan budget-aware buyer.
Konteks harga: MSRP vs harga ritel dan tekanan pasokan
MSRP berguna sebagai acuan, tetapi harga ritel di lapangan dipengaruhi stok, impor, dan margin toko. Tom’s Hardware mencatat banyak gpus mendekati MSRP, kecuali flagship seperti geforce rtx 5090 yang tetap elevated.
- AI boom menyedot wafer dan memori—efeknya harga dan ketersediaan bisa fluktuatif.
- Di Indonesia, ketersediaan AIB, garansi distributor, dan promo sering menentukan pilihan akhir.
- Segmentasi praktis: entry/budget untuk 1080p; mid-range untuk 1440p; high-end untuk 4K + RT.
Arsitektur di balik performa: RDNA 4 dan Blackwell serta generasi sebelumnya
Di sini kita lihat perubahan teknis yang benar-benar memengaruhi pengalaman gaming. Fokus pada unit akselerasi RT, blok AI/matrix, dan pipeline memory memberi gambaran praktis soal kemampuan dan performance.
RDNA 4: akselerator RT lebih kuat dan AI untuk FSR 4
RDNA 4 menambah unit akselerator untuk RT dan blok matrix AI. Ini membuat FSR 4 pada amd graphics cards tampil lebih baik dari generasi sebelumnya.
Hasilnya: kualitas image reconstruction naik dan stabilitas frame saat RT on lebih jelas, khususnya pada 1440p–4K.
Blackwell: inti RT baru, Tensor cores, dan DLSS 4
Blackwell membawa RT cores generasi baru serta Tensor cores yang jadi basis DLSS 4. Seri geforce rtx terbaru juga mendukung Multi Frame Generation pada lini RTX 50.
Keuntungan praktis: frame generation multi-frame meningkatkan FPS tanpa mengorbankan detail di banyak judul.
Ada Lovelace & RDNA 3: apa yang masih relevan
Ada (RTX 40) tetap relevan karena dukungan DLSS Frame Generation, walau tidak punya Multi Frame Generation. RDNA 3 masih menarik untuk raster dan kapasitas VRAM.
Namun perbedaan hardware kini terlihat saat RT aktif dan saat mengandalkan upscaling generasi baru.
- Perubahan utama: lebih banyak unit RT, AI matrix, pipeline memory dioptimalkan.
- Impak ke gamer: lebih stabil saat RT on dan lebih nyaman di 4K berkat upscaling/frame gen.
- Jembatan ke benchmark: setelah memahami arsitektur, kita bisa lihat performa native RT di bagian selanjutnya.
| Generasi | Fitur utama | Manfaat gamer | Catatan |
|---|---|---|---|
| RDNA 4 | RT akselerator lebih banyak, matrix AI untuk FSR 4 | Kualitas upscaling lebih baik, stabil di RT on | Cocok untuk amd graphics cards kelas menengah-atas |
| Blackwell | RT cores generasi baru, Tensor cores, DLSS 4, MFG | FPS lebih tinggi dengan DLSS 4 + MFG, unggul di 4K | Terbaik pada lini geforce rtx 50 (mis. rtx 5090) |
| Ada Lovelace (RTX 40) | DLSS Frame Generation, Tensor cores | Masih kuat untuk FG, baik untuk 1440p | Tidak mendukung Multi Frame Generation |
| RDNA 3 | Arsitektur raster solid, VRAM besar | Value bagus untuk raster; kurang di FSR 4 resmi | Masih relevan untuk budget dan VRAM-heavy game |
Benchmark ray tracing 2025: siapa unggul untuk RT “on”
Benchmark RT native tahun ini memprioritaskan kondisi tanpa upscaling untuk menilai kemampuan murni GPU. Metode ini pakai resolusi asli dan mematikan DLSS, FSR, serta XeSS agar hasil apple-to-apple antara vendor jelas.
Hierarki performa praktis
Secara konsisten, kelas atas dikuasai oleh model seperti rtx 5090, 4090, dan 5080. Saat beban RT naik, rtx 5090 benar-benar menunjukkan keunggulan performa dibanding kompetitor.
Performa RDNA 4 dalam uji native
RDNA 4 menutup jarak. Dalam suite Tom’s Hardware, RX 9070 XT justru mengalahkan RX 7900 XTX saat RT aktif. Itu menandakan peningkatan nyata saat efek RT diberlakukan di beberapa games uji.
Target 60 FPS: rekomendasi singkat
- 1080p: banyak gpu cukup untuk 60 fps dengan RT ringan.
- 1440p: butuh kartu kelas menengah-atas atau kompromi setting untuk target 60 fps.
- 4K: umumnya memerlukan kelas atas atau bantuan upscaling/frame gen.
| Resolusi | Rekomendasi GPU | Keterangan |
|---|---|---|
| 1080p | Mid-range+ | 60 fps mencapai dengan pengaturan RT rendah hingga sedang |
| 1440p | High-end mid / flagship | Butuh GPU kuat atau kompromi kualitas RT |
| 4K | Flagship (mis. rtx 5090) | Biasanya perlu upscaling untuk 60 fps pada RT tinggi |
Catatan: bukan semua efek RT setara—reflections, shadows, GI, hingga path tracing punya beban berbeda. Judul berat seperti Cyberpunk 2077 atau beberapa mode path tracing dapat menurunkan fps drastis, jadi atur ekspektasi. Untuk perbandingan frame generation dan algoritma upscaler, lihat perbandingan frame generation.
Benchmark rasterisasi (tanpa RT): gap performa yang makin mengecil
Di mode raster tanpa efek khusus, perbedaan performance antar kartu semakin tipis. Tom’s Hardware 2025 menunjukkan flagship top hanya unggul beberapa persen di 1080p karena banyak sistem menjadi CPU-bound.
Pada 1080p ultra, selisih antara model teratas sekitar 5%. Di mode medium selisih tinggal ~1,5%. Artinya mengganti ke GPU paling mahal tidak selalu memberi peningkatan nyata pada resolusi rendah.
Contoh value di 1440p
Untuk gamer yang mau value, dua card yang frequent muncul di rekomendasi adalah RX 9060 XT 16GB dan RTX 5060 Ti 16GB. Keduanya menawarkan performance solid di 1440p tanpa price ekstrem.
4K raster: pilihan 60 FPS praktis
Di suite uji native, RX 9070 XT sering jadi pilihan value untuk 60 FPS pada 4K. RTX 5070 Ti tampil sangat dekat pada kondisi native, sehingga fitur upscaler dan frame gen jadi pembeda penting.
| Resolusi | Rekomendasi card | Catatan |
|---|---|---|
| 1080p | Mid-range+ | Sering CPU-bound; pilih monitor dulu |
| 1440p | RX 9060 XT / RTX 5060 Ti | Value terbaik per rupiah untuk kualitas tinggi |
| 4K | RX 9070 XT / RTX 5070 Ti | Native 60 FPS mungkin tercapai; upscaling memperbaiki margin |
Jika jarang mengaktifkan efek lanjutan, fokuskan anggaran pada performance per rupiah, kapasitas VRAM, dan efisiensi daya. Monitor resolution dan refresh rate Anda sering lebih menentukan pengalaman sehari-hari daripada mengejar skor tertinggi di tabel.
Ray Tracing Amd Vs Nvidia: perbandingan singkat berdasarkan kebutuhan gamer

Untuk banyak gamer, pilihan GPU bergantung pada apa yang paling penting: fps atau value. Di bawah ini ringkasan cepat agar Anda bisa menentukan pilihan tanpa membaca seluruh artikel.
Jika prioritas utama kualitas RT dan frame rate tertinggi
Pilih kartu yang menawarkan performance maksimal dan fitur AI lengkap. Data menunjukkan satu vendor sering memimpin di RT high-end dan ekosistem perangkat lunak. Ini membantu mencapai fps tinggi saat efek aktif.
Jika prioritas utama harga-performa dan VRAM lebih besar
Untuk budget-conscious gamer, ada pilihan yang memberi value lebih baik per rupiah. Kartu ini umumnya punya kapasitas vram lebih besar pada level yang sama, cocok untuk tekstur ultra dan resolusi 1440p–4K.
Catatan pengalaman: jangan hanya lihat fps rata-rata. Stabilitas frame time, dukungan game, dan kenyamanan pengaturan sehari-hari sering menentukan experience lebih dari angka mentah.
| Kriteria | Pilihan praktis | Alasan |
|---|---|---|
| Kualitas RT & fps | Model flagship dengan dukungan AI | Performa RT dan frame generation lebih konsisten |
| Harga-performa | Mid-range dengan VRAM besar | Value lebih baik untuk gaming 1440p |
| Modding & tekstur ultra | Kartu dengan VRAM 16GB+ | Menghindari bottleneck pada 4K atau mod berat |
Jika Anda mengandalkan upscaling atau frame generation, pilihan bisa berubah signifikan. Lanjutkan ke bagian berikutnya untuk perbandingan DLSS dan FSR 4.
DLSS (RTX) vs FSR 4 (Radeon): upscaling & frame generation yang paling terasa
Upscaling modern kini sering jadi penentu kenyamanan bermain pada resolusi tinggi dan pengaturan grafis agresif.
DLSS 4 + Multi Frame Generation: dampak ke FPS dan pengalaman
DLSS 4 memakai model transformer untuk rekonstruksi gambar yang lebih baik. Pada seri rtx 50, ini meningkatkan quality tanpa turun drastis di performance.
Multi Frame Generation bisa menyisipkan 1–3 frame AI antar render. Hasilnya, fps melonjak dan pengalaman terasa lebih mulus pada judul yang mendukung fitur ini.
FSR 4 pada RDNA 4: kualitas naik, tapi support masih berkembang
FSR 4 di arsitektur RDNA 4 memperbaiki rekonstruksi berkat blok AI baru. Kualitas semakin rapat dengan kompetitor di banyak skenario.
Namun, support untuk games besar belum seluas ekosistem lain, jadi manfaatnya bergantung pada judul yang Anda mainkan.
Mengapa benchmark native tanpa upscaling tetap penting
Hasil native adalah tolok ukur fair untuk mengukur kemampuan GPU murni sebelum fitur vendor mengubah angka. Gunakan ini untuk menilai raw performance.
- Praktis: pakai Quality atau Balanced untuk kompromi kualitas/performance.
- Aktifkan frame generation jika prioritas Anda adalah fps, tapi perhatikan latency.
- Di Indonesia, selalu cek mode pengujian review—native vs upscaling bisa mengubah rekomendasi.
VRAM, bandwidth, dan implikasinya untuk game modern
Cukup sering, ukuran dan throughput memory menentukan kenyamanan main. Aset tekstur makin besar, resolusi 1440p–4K semakin umum, dan efek berat menambah tekanan pada sistem memory.
Keunggulan praktis: kapasitas lebih besar
Salah satu vendor kerap menawarkan kartu dengan vram 16GB dibanding lawan yang 12GB. Untuk mod, tekstur 4K, atau games yang rakus memori, kapasitas ekstra ini mencegah stutter dan pop-in.
Keunggulan praktis: bandwidth dan kompresi
Pesaing lain memakai GDDR7 dan skema kompresi memory efisien. Hasilnya, throughput efektif naik sehingga performance tetap tinggi meski kapasitas fisik sedikit lebih kecil.
Kapan VRAM jadi bottleneck
- 4K dengan texture ultra dan RT aktif.
- Mod besar atau world assets yang memuat banyak texture.
- Gejala: drop FPS mendadak, stutter, dan tekstur muncul lambat.
| Faktor | Contoh | Praktis |
|---|---|---|
| Kap. VRAM | 16GB vs 12GB | Lebih aman untuk texture ultra |
| Bandwidth | GDDR7 / kompresi | Throughput efektif tinggi |
| Contoh kartu | rtx 5070, rtx 3060 | Perhatikan kombinasi vram & bandwidth |
Kesimpulannya: jangan hanya lihat angka FPS. Cek juga vram dan bagaimana game favorit Anda memakai memory sebelum memutuskan beli GPU.
Efisiensi daya, suhu, dan kebutuhan PSU: biaya tersembunyi di balik FPS

Seringkali upgrade GPU memaksa kita mengganti lebih dari sekadar kartu — PSU dan casing ikut kena dampak. Biaya tersembunyi ini muncul lewat konsumsi listrik, kebisingan kipas, dan kebutuhan pendinginan yang meningkat.
Contoh ekstrem: rtx 5090 dan konsekuensi praktis
Model seperti rtx 5090 menarik dari sisi performance, tapi spesifikasi Tom’s Hardware menunjukkan konsumsi sekitar 575W dan memori 32GB GDDR7.
Arti praktisnya: butuh PSU besar, kabel berkualitas, dan airflow casing baik. Tanpa itu, card bisa throttle atau menghasilkan noise tinggi.
Efisiensi kelas menengah: pilihan lebih rasional
Di sisi lain, RX 9070 cenderung jauh lebih hemat dibanding 9070 XT dengan penurunan performance yang relatif kecil. Lawan sekelas seperti RTX 5070 Ti juga menawarkan rasio performance per watt praktis untuk daily use.
- Perhatikan konsumsi saat puncak beban dan kebiasaan main Anda.
- Pilih PSU dengan headroom ~25–30% di atas kebutuhan puncak.
- Gunakan unit bersertifikat (80 Plus) dan konektor yang sesuai.
| Faktor | Rekomendasi | Catatan |
|---|---|---|
| Headroom PSU | +25–30% | Mencegah stress pada unit saat beban tinggi |
| Sertifikasi | 80 Plus Bronze/Gold+ | Efisiensi listrik lebih baik, tagihan turun |
| Kualitas kabel | Konektor 8-pin berkualitas | Mencegah masalah listrik dan keselamatan |
Kesimpulan: untuk bermain di 1440p, memilih card yang efisien sering memberi pengalaman lebih nyaman daripada mengejar puncak performance yang mahal dan panas. Prioritaskan keseimbangan power, pendinginan, dan kualitas PSU.
Fitur pendukung gaming: adaptive sync, driver, dan pengalaman harian
Pengalaman bermain yang nyaman tidak selalu soal seberapa kencang graphics card Anda. Banyak fitur kecil menentukan apakah gameplay terasa mulus setiap hari.
Adaptive sync, update driver, dan kompatibilitas monitor termasuk fitur penting. Perhatikan mereka saat memilih card agar pengalaman Anda konsisten di berbagai judul.
FreeSync vs G-Sync: kompatibilitas monitor dan konsistensi
FreeSync biasanya lebih kompatibel dengan banyak monitor dan lebih ramah anggaran. G-Sync cenderung memberi hasil lebih konsisten, tetapi monitor bersertifikat bisa lebih mahal.
Cek rentang VRR (mis. 48–144Hz) dan daftar kompatibilitas resmi sebelum beli. Jangan berharap semua monitor memberi performa sama hanya karena ada label.
Pola update driver dan optimasi game-day
Driver yang rapi penting untuk support judul baru, perbaikan bug, dan peningkatan performa. Satu vendor sering merilis driver dekat rilis game besar sebagai nilai tambah.
Biasakan membersihkan instalasi driver jika perlu, baca release notes, dan hindari versi beta bila Anda butuh stabilitas.
| Kriteria | FreeSync | G-Sync | Driver / Game-day |
|---|---|---|---|
| Kompatibilitas monitor | Lebih luas | Terbatas, teruji | – |
| Konsistensi pengalaman | Baik pada banyak model | Sangat konsisten | Optimasi bisa meningkat saat rilis game |
| Biaya monitor | Umumnya lebih murah | Sering lebih mahal | – |
| Praktik terbaik | Cek VRR & kompatibilitas | Cek sertifikasi & range Hz | Bersihkan driver, pantau release notes |
Ringkasnya: pilih ekosistem yang cocok dengan monitor dan kebiasaan main Anda. Dua card dengan FPS mirip bisa terasa berbeda saat fitur pendukungnya tidak selaras.
Ekosistem kreator & AI: CUDA vs ROCm
Banyak pengguna kini menimbang GPU tidak hanya untuk game, tapi juga untuk kerja kreatif dan proyek AI. Pilihan hardware berdampak langsung pada waktu setup, stabilitas, dan performance di aplikasi sehari-hari.
Kenapa CUDA masih jadi standar de-facto
CUDA unggul karena tooling dan dokumentasi matang. Banyak aplikasi kreatif — seperti Adobe dan Blender — serta framework AI dioptimalkan untuk CUDA. Hasilnya: integrasi lebih mulus dan sedikit troubleshooting.
ROCm makin matang dan terbuka
ROCm terus berkembang sebagai opsi open-source. Versi 6.2 menambah dukungan AI modern seperti FP8, Flash Attention 3, dan Kernel Fusion. Ini meningkatkan capabilities dan kinerja dibanding versi sebelumnya.
- Jika sering edit video atau 3D ringan, amd graphics cards dengan VRAM besar memberi nilai lebih per rupiah.
- Jika butuh plug-and-play untuk AI, ekosistem CUDA biasanya lebih cepat memberi hasil.
| Kriteria | CUDA | ROCm 6.2 |
|---|---|---|
| Kompatibilitas aplikasi | Luasa (Adobe, Blender, banyak framework) | Meningkat, terbaik di Linux |
| Fitur AI | Stabil & optimal | FP8, Flash Attention 3, Kernel Fusion |
| Target pengguna | Plug-and-play kreator & peneliti | Pengguna terbuka/advanced dan Linux |
Saran praktis: sebelum beli, cek apakah aplikasi Anda punya optimasi CUDA atau sudah aman di ROCm. Untuk banyak orang, waktu setup dan stabilitas sama pentingnya dengan angka benchmark saat memutuskan choice hari ini.
Rekomendasi cepat berdasarkan resolusi dan jenis game
Sebelum memutuskan upgrade, pikirkan dulu kombinasi monitor, target fps, dan gaya permainan. Di bawah ini ringkasan praktis agar Anda bisa mencocokkan pilihan dengan kebutuhan sehari-hari.
1080p: kapan RT masuk akal tanpa mengorbankan frame rate
Untuk 1080p, banyak games mencapai 60 fps pada kartu kelas menengah. Aktifkan efek pencahayaan berat hanya pada judul ringan atau jika Anda puas dengan 60 fps stabil.
Jika Anda bermain kompetitif dengan refresh rate tinggi, lebih baik matikan efek berat dan prioritaskan refresh rate daripada kualitas visual.
1440p: titik manis untuk “RT + upscaling”
1440p di 2025 sering jadi sweet spot. Banyak gpus modern memberi kombinasi kualitas dan performance yang baik saat dipadukan upscaler.
Pilih pengaturan yang memprioritaskan reflections atau GI sesuai game, lalu turunkan opsi yang mahal tapi kurang terlihat.
4K: kapan perlu kelas atas (RTX 5080/4090/5090)
Untuk visual maksimal di 4K dan fps stabil, naik ke kelas flagship seperti geforce rtx seri tinggi adalah solusi. Model eksotis seperti rtx 5090 paling terasa pada resolusi ini.
Jika anggaran terbatas, gunakan upscaling dan kompromi beberapa settings yang paling membebani performance.
| Resolusi | Tujuan | Rekomendasi singkat |
|---|---|---|
| 1080p | High refresh atau 60 fps stabil | Mid-range gpu, matikan efek berat untuk kompetitif |
| 1440p | Visual baik + fps nyaman | Mid-high + upscaling, prioritaskan reflections/GI |
| 4K | Visual maksimal | Flagship (geforce rtx seri atas) atau upscaling agresif |
Praktis: sesuaikan pembelian dengan monitor (resolusi + Hz) dan genre games. Untuk panduan lokal, lihat panduan GPU Indonesia.
Strategi belanja GPU di Indonesia: price-to-performance, stok, dan timing
Momen pembelian sering lebih menentukan daripada angka di kertas. Di pasar lokal, stok dan promo marketplace bisa mengubah value yang Anda dapat.
Memahami MSRP vs harga ritel: kenapa gap bisa besar
Beberapa faktor bikin harga retail berbeda jauh dari MSRP: impor, pajak, kurs, varian AIB, dan stok terbatas. High-end biasanya paling terdampak karena demand dan pasokan wafer yang ketat.
Checklist singkat sebelum beli
Gunakan panduan ini agar tidak menyesal setelah bayar:
| Item | Mengapa penting | Checkpoint | Aksi |
|---|---|---|---|
| Resolusi & target FPS | Menentukan kelas card yang perlu | Monitor (1080/1440/4K) dan Hz | Pilih sesuai target FPS |
| VRAM / memory | Tekstur dan mod butuh kapasitas | 16GB untuk 4K/texture-heavy | Utamakan VRAM bila sering mod |
| Power draw | Mencegah biaya tersembunyi | PSU headroom 25–30% | Cek konektor & airflow casing |
| Support & review | Bandingkan native vs upscaling | Baca benchmark untuk game favorit | Pilih card yang stabil di judul Anda |
Aturan praktis dan timing
Jika selisih price besar tapi performa hanya sedikit beda, ambil opsi dengan value lebih baik. Manfaatkan promo lokal saat restock—2025 sempat memberi window harga mendekati MSRP sebelum potensi kenaikan akibat permintaan AI.
Intinya: beli sesuai kebutuhan, cek checklist, dan jangan lupa alokasikan sisa budget untuk SSD atau monitor bila itu meningkatkan pengalaman lebih dari upgrade GPU semata.
Kesimpulan
Ringkasnya, keputusan beli harus didasari kebutuhan bukan gengsi. NVIDIA masih unggul untuk ray tracing di level flagship berkat ekosistem DLSS dan dukungan CUDA. Sementara itu, AMD menutup jarak pada raster dan menunjukkan lonjakan nyata di RT lewat RDNA 4.
Perhatikan konteks: resolusi, pengaturan, dan apakah benchmark memakai native atau upscaling. Itu sering mengubah siapa yang tampak lebih baik dalam hasil akhir.
Praktisnya, tentukan tiga games yang sering dimainkan, pilih resolusi monitor, lalu cari graphics card yang mencapai target fps dengan konsumsi listrik dan kebutuhan PSU masuk akal. Di 2025 banyak gamer akan lebih puas dengan kelas menengah kuat daripada mengejar puncak mahal.
Ambil keputusan berdasarkan data dan kebutuhan Anda, bukan loyalitas semata.
➡️ Baca Juga: Cara Cek Baterai Hp Samsung Sehat Atau Gak Tanpa Root Dan Aplikasi Ribet Ini Codenya
➡️ Baca Juga: Play Integrity API error 90% setelah unlock bootloader, fix-nya gimana?




