Intel 15th Gen Arrow Lake Ternyata Gak Support DDR4? Bikin User Banting Set Gak Tuh?

Pernah nggak sih, kamu baru saja merasa lega karena upgrade RAM ke DDR4, eh kabar buruk datang? Atau mungkin kamu masih setia dengan motherboard DDR4 yang sudah bertahun-tahun menemani gaming dan kerja? Rasanya seperti rencana upgrade PC yang matang tiba-tiba harus dirombak ulang.
Kabar yang beredar kuat menyebutkan bahwa Intel Arrow Lake, yang juga dikenal dengan nama Core Ultra 200 Series, akan menjadi generasi penerus dari CPU generasi ke-14. Yang membuatnya spesial, ini adalah prosesor desktop pertama yang memakai branding “Core Ultra”, menandai perubahan besar dari Intel.
Sayangnya, perubahan besar itu datang dengan konsekuensi. Generasi ini dikabarkan tidak akan mendukung memori DDR4 sama sekali. Belum lagi, prosesor baru ini membutuhkan soket LGA 1851, yang artinya motherboard baru wajib hukumnya. Di sisi lain, Intel menjanjikan efisiensi daya yang lebih baik.
Peluncuran resminya dijadwalkan pada Oktober 2024. Untuk gambaran harga, flagship Core Ultra 9 285K dibanderol $589. Kabar ini langsung memicu perdebatan hangat di komunitas.
Bagi banyak pengguna di Indonesia, ini bukan sekadar ganti processor. Ini soal biaya upgrade yang bisa membengkak. Lalu, pertanyaan besarnya: apakah pindah ke platform baru ini worth it, atau justru memaksa kita mencari alternatif lain?
Poin Penting
- Generasi prosesor desktop Intel berikutnya, Arrow Lake (Core Ultra 200), tidak mendukung memori DDR4 lama.
- Pengguna harus mengganti motherboard ke soket LGA 1851 yang baru untuk bisa memasang prosesor ini.
- Peluncuran resmi seri K dilakukan pada Oktober 2024, dengan harga mulai dari $309 untuk varian entry-level.
- Ini merupakan generasi pertama dengan branding “Core Ultra” untuk desktop, menandai era baru.
- Upgrade ke platform ini memerlukan pertimbangan biaya yang signifikan, terutama bagi pemilik sistem DDR4.
- Pertimbangan utama adalah apakah peningkatan performance yang ditawarkan sepadan dengan biaya penggantian memori dan motherboard.
Perkenalan Intel Core Ultra 200 “Arrow Lake”: Generasi Baru yang Banyak Perubahan
Era baru prosesor desktop dimulai dengan kehadiran Core Ultra 200 Series. Generasi yang juga disebut Arrow Lake ini bukan sekadar peningkatan kecepatan biasa.
Ini adalah perubahan mendasar dalam filosofi desain dan kemampuan. Bagi penggemar hardware, ini adalah momen yang sangat dinantikan.
Pertama, perhatikan peralihan branding. Nama “Core i” yang legendaris kini berganti menjadi “Core Ultra“. Perubahan ini bukan tanpa alasan.
Ini mencerminkan fokus baru pada kecerdasan buatan (AI) dan efisiensi daya yang lebih optimal. Setiap chip dalam seri ini dibangun dengan pendekatan yang lebih cerdas.
Desain internalnya menggunakan konsep multi-tile atau berbasis tile. Mirip dengan yang sudah dipakai di prosesor laptop Meteor Lake.
Pendekatan ini memungkinkan modularitas. Setiap bagian fungsional, seperti core performa, GPU, dan I/O, dibuat terpisah lalu disatukan.
Hasilnya? Efisiensi produksi dan daya yang lebih baik. Menariknya, untuk tile komputasi utamanya, perusahaan ini menggunakan jasa TSMC dengan proses N3B.
Di jantung processor baru ini, ada dua arsitektur core yang sama sekali baru:
- Lion Cove untuk Performance-core (P-core).
- Skymont untuk Efficiency-core (E-core).
Khususnya, E-core Skymont dijanjikan memiliki lompatan performance yang signifikan. Tugas latar belakang dan multitasking akan terasa lebih ringan.
Inovasi besar lainnya adalah kehadiran NPU (Neural Processing Unit) pertama di desktop. Unit ini khusus untuk percepatan AI lokal.
Kemampuannya mencapai 13 TOPS. Artinya, fitur seperti penghapus objek dalam foto atau asisten suara bisa berjalan lebih lancar langsung di PC kamu.
Jangan lupa graphics onboard-nya. GPU Xe generasi baru diklaim bisa dua kali lebih cepat dari generasi sebelumnya.
Sayangnya, semua kemajuan ini datang dengan konsekuensi hardware. Soket prosesornya adalah LGA 1851 yang baru.
Kamu wajib mengganti motherboard ke seri 800, misalnya chipset Z890. Upgrade dari platform LGA 1700 sebelumnya menjadi sebuah keharusan.
Perubahan paling nyata bagi banyak orang adalah di sisi memory. Dukungan hanya untuk DDR5.
Era DDR4 resmi berakhir untuk platform ini. Kecepatan resmi yang didukung hingga DDR5-6400, dengan kapasitas maksimal sistem mencapai 192GB.
Lalu, apa implikasinya untuk pengguna di Indonesia? Ketersediaan dan harga motherboard DDR5 serta modul RAM menjadi pertimbangan utama.
Komponen ini masih relatif lebih mahal dibandingkan varian DDR4. Namun, seiring waktu dan peluncuran produk, harganya diharapkan semakin terjangkau.
Generasi Core Ultra 200 ini jelas menantang. Ia menawarkan masa depan komputasi yang lebih efisien dan pintar.
Tapi, jalan menuju sana memerlukan komitmen untuk berpindah platform sepenuhnya.
Spesifikasi Intel Arrow Lake: Dukungan DDR5 Wajib dan Hilangnya Hyperthreading
Setelah mengetahui gambaran besarnya, kini saatnya mengupas angka dan fitur teknis yang menjadi tulang punggung prosesor baru ini. Dua perubahan paling signifikan langsung terlihat: dukungan memori yang hanya untuk DDR5 dan penghapusan total teknologi hyperthreading.
Kedua hal ini akan membentuk pengalaman penggunaan dan biaya upgrade kamu. Mari kita lihat detailnya satu per satu.
Detail Spesifikasi Inti: Core Ultra 9, 7, dan 5
Keluarga Core Ultra 200 Series untuk desktop diawali dengan tiga varian unlocked utama. Berikut perbandingan spesifikasi intinya:
| Model | Core / Thread | Konfigurasi | Clock (Boost) | Total Cache | TDP (Base/Max) |
|---|---|---|---|---|---|
| Core Ultra 9 285K | 24 / 24 | 8P + 16E | Hingga 5.7 GHz (P-core) | 60 MB | 125W / 250W |
| Core Ultra 7 265K | 20 / 20 | 8P + 12E | Hingga 5.5 GHz | Belum diumumkan | Belum diumumkan |
| Core Ultra 5 245K | 14 / 14 | 6P + 8E | Hingga 5.2 GHz | Belum diumumkan | Belum diumumkan |
Perhatikan kolom “Thread”. Jumlahnya selalu sama dengan jumlah core. Inilah efek dari dihilangkannya hyperthreading.
Pada generasi seperti Raptor Lake, 8 P-core bisa menangani 16 thread. Sekarang, satu core fisik hanya menangani satu thread.
Perubahan ini bertujuan untuk efisiensi daya dan penyederhanaan desain. Performance multi-threading diandalkan pada jumlah core fisik yang lebih banyak, terutama E-core.
Arsitektur Baru: Lion Cove, Skymont, dan NPU Pertama di Desktop
Peningkatan arsitektur menjadi penyeimbang hilangnya hyperthreading. P-core baru bernama Lion Cove memiliki cache L2 50% lebih besar dari pendahulunya.
Cache yang lebih besar ini membantu processor mengakses data lebih cepat. Klaim peningkatan performance per clock (iso-frequency) adalah sekitar 9%.
Di sisi E-core, Skymont adalah lompatan besar. Untuk operasi floating-point, peningkatannya bisa mencapai 72%.
Ini membuat tugas latar belakang dan multitasking menjadi sangat ringan. Kombinasi cores yang lebih cerdas inilah kunci efisiensi generasi ini.
Inovasi lain adalah kehadiran NPU (Neural Processing Unit) pertama di desktop. Unit khusus AI ini memiliki kemampuan 13 TOPS.
Kekuatan pemrosesan AI tidak hanya dari NPU. GPU Xe-LPG menyumbang ~8 TOPS, dan CPU menyumbang ~15 TOPS.
Total kapasitas AI sistem bisa mendekati 36 TOPS. Fitur AI akan berjalan lebih optimal dan terdistribusi dengan baik.
Socket LGA 1851 dan Motherboard Seri 800: Upgrade Wajib
Untuk memasang Core Ultra terbaru, kamu wajib membeli motherboard baru. Soket yang digunakan adalah LGA 1851.
Platform ini akan menggunakan chipset seri 800, dengan Z890 sebagai andalan untuk overclocking. Tidak ada kompatibilitas dengan motherboard lama.
Persyaratan ketat lainnya ada di sisi memory. Hanya DDR5 yang didukung, dengan kecepatan resmi hingga 6400 MT/s.
Era DDR4 benar-benar berakhir di sini. Ini berarti biaya upgrade bertambah untuk membeli kit RAM baru.
Namun, ada kabar baik. Soket LGA 1851 tetap kompatibel dengan cooler untuk LGA 1700. Kamu tidak perlu mengganti pendingin CPU yang sudah ada.
Dengan semua spesifikasi ini, keputusan upgrade menjadi lebih jelas tapi juga lebih kompleks.
Implikasi bagi Pengguna: Apa Artinya “Banting Set” untuk Upgrade?

Di balik klaim performance dan efisiensi, ada pertanyaan besar. Apakah semua ini sepadan dengan biaya yang harus dikeluarkan?
Beralih ke platform baru ini bukan sekadar ganti processor. Ini adalah komitmen untuk mengganti motherboard dan memory sekaligus.
Bagi yang sistemnya masih pakai DDR4, ini seperti memulai dari nol. Mari kita pecahkan implikasinya menjadi dua pilihan nyata.
Efisiensi vs Performa Raw: Klaim Penghematan Daya Intel
Generasi Core Ultra ini mengusung janji besar. Bukan hanya kecepatan, tapi penghematan daya yang signifikan.
Klaim resminya menarik. Core Ultra 9 285K pada daya 125W disebut setara dengan pendahulunya di 250W dalam tes Cinebench 2024 multi-core.
Untuk gaming, konsumsi dayanya jarang melebihi 165W. Performance yang dihasilkan tetap sama seperti chip flagship sebelumnya.
Apa artinya buat kamu?
- Suhu lebih terkendali: Daya yang lebih rendah berarti panas yang lebih sedikit. Sistem kamu jadi lebih senyap.
- Potensi untuk PC mini: Ini kabar gembira untuk pembangun small-form-factor (SFF). Mereka bisa dapat performance tinggi dalam paket yang lebih dingin.
- Tagihan listrik? Bisa lebih hemat. Untuk yang PC-nya nyala lama, efisiensi ini terasa dalam jangka panjang.
Namun, pertanyaannya, apakah efisiensi ini cukup? Bagi pengguna high-end yang mengejar angka benchmark tertinggi, peningkatan performance mentah tidak se-dramatis generasi lalu.
Nilai jual utamanya justru di sini. Kamu mendapatkan pengalaman yang sama tangguh, tetapi dengan power dan thermal yang jauh lebih bersahabat.
Bartlett Lake: Jalur Upgrade Alternatif untuk Platform Lama
Lalu, bagaimana dengan kamu yang belum siap “banting set”? Tenang, rupanya ada jalur lain.
Intel dikabarkan menyiapkan processors bernama Bartlett Lake. Rilisnya dijadwalkan untuk tahun 2025.
Konsepnya sederhana: upgrade murah untuk platform lama. Chips ini akan menggunakan soket LGA1700 yang sudah ada dan tetap mendukung RAM DDR4.
Dasar architecture-nya adalah silikon Raptor Lake yang diperbarui. Konfigurasinya bisa unik, seperti desain hanya dengan cores performa (P-core) hingga 12 core.
Ini mirip dengan strategi AMD dengan Ryzen 5000 series beberapa tahun lalu. Mereka menawarkan performance lebih baik tanpa perlu ganti motherboard.
Bagi pengguna Indonesia dengan anggaran terbatas, Bartlett Lake bisa jadi pertimbangan serius. Kamu tidak perlu mengganti memory dan papan induk yang masih bagus.
Jadi, mana yang lebih baik?
Pertimbangan trade-off-nya jelas. Arrow Lake menawarkan efisiensi, GPU terintegrasi lebih kuat, dan dukungan AI modern (NPU). Tapi harganya mahal karena wajib ganti komponen utama.
Sebagai perbandingan, analisis biaya upgrade ke platform baru menunjukkan, kombinasi kenaikan harga CPU, motherboard seri 800, dan kit RAM DDR5 berkecepatan tinggi bisa menaikkan total biaya secara signifikan.
Bartlett Lake kemungkinan lebih murah. Namun, performance dan fiturnya akan lebih terbatas karena berbasis architecture lama.
Keputusan kembali ke kebutuhan. Butuh efisiensi terbaik dan fitur masa depan? Generasi Core Ultra 200 series adalah jawabannya. Ingin upgrade murah dan praktis di platform yang sudah dimiliki? Mungkin lebih baik menunggu review untuk Bartlett Lake nanti.
Posisi di Pasar: Bagaimana Arrow Lake Berdiri Melawan AMD Ryzen?

Klaim performa tinggi selalu menarik, tapi bagaimana kenyataannya jika dibandingkan langsung dengan lini Ryzen 9000?
Memahami posisi ini penting sebelum kamu membuka dompet. Persaingan antara dua raksasa ini menentukan nilai terbaik untuk uangmu.
Kita akan lihat dari dua sisi: angka benchmark dan harga di pasaran.
Perbandingan Performa dalam Game dan Aplikasi Kreatif
Perusahaan mengeluarkan slide yang membandingkan Core Ultra 9 285K dengan rivalnya. Data ini berasal dari internal mereka, jadi perlu disikapi dengan hati-hati.
Dalam tes CPU murni seperti Cinebench 2024, flagship baru ini diklaim unggul. Ia mengalahkan AMD Ryzen 9 9950X dan pendahulunya sendiri, Core i9-14900K.
Klaimnya, performance bermain game setara dengan Raptor Lake tetapi dengan power yang jauh lebih rendah. Ini bagus untuk efisiensi.
Tapi dalam game berat seperti Cyberpunk 2077, slide menunjukkan AMD Ryzen 9 9950X masih memimpin. Keunggulan dalam game adalah medan tempur utama.
Bagaimana dengan pekerjaan kreatif? Peningkatan ada, tetapi tidak dramatis.
Di aplikasi seperti Blender dan Adobe Premiere Pro, grafik menunjukkan kenaikan marginal. Beberapa persen lebih cepat dari generasi sebelumnya.
Ini adalah peningkatan yang solid, bukan revolusi. Tabel berikut merangkum klaim-klaim utama ini:
| Kategori Benchmark | Core Ultra 9 285K | AMD Ryzen 9 9950X | Intel Core i9-14900K |
|---|---|---|---|
| Cinebench 2024 (MT) | Mengklaim Kemenangan | Sedikit di Bawah | Di Bawah |
| Gaming (Rata-rata) | Setara 14900K, Daya Lebih Rendah | Kompetitif, Unggul di Beberapa Game | Setara |
| Cyberpunk 2077 | Di Bawah | Mengklaim Kemenangan | Di Bawah |
| Blender Rendering | Peningkatan Marginal | Kompetitif | Dasar Perbandingan |
Poin kritisnya: semua data di atas adalah klaim dari satu pihak. Review independen dari berbagai media baru akan tersedia setelah launch resmi 24 Oktober.
Kita harus menunggu tes dengan motherboard dan pengaturan memori final. Baru setelah itu gambaran sebenarnya terlihat.
Harga dan Nilai: Apakah Core Ultra 200 Series Menarik?
Setelah melihat klaim performa, sekarang kita hitung harganya. Apakah series ini menawarkan nilai yang bagus?
Dari sisi MSRP, harganya sedikit lebih murah jika memperhitungkan inflasi. Ini adalah langkah yang disambut baik.
Berikut perbandingan harga processors inti dengan pesaingnya yang setara:
| Model | Harga MSRP | Pesaing AMD Setara (Perkiraan) | Core / Thread |
|---|---|---|---|
| Core Ultra 9 285K | $589 | Ryzen 9 9950X (~$599) | 24 / 24 |
| Core Ultra 7 265K | $394 | Ryzen 7 9700X (~$399) | 20 / 20 |
| Core Ultra 5 245K | $309 | Ryzen 5 9600X (~$299) | 14 / 14 |
Secara harga, pertarungannya sangat ketat. Namun, ini baru biaya awal.
Kamu masih perlu menambah anggaran untuk motherboard Z890/B860 baru dan kit RAM DDR5. Total biaya upgrade bisa membengkak.
Bagi pembeli di Indonesia, ada faktor lain. Kekurangan stok awal sering mendongkrak harga sementara di atas MSRP.
Ancaman besar datang dari masa depan. AMD bersiap meluncurkan Ryzen 9000 X3D dengan cache 3D V-Cache.
Chips X3D itu diharapkan mendominasi gaming. Ini bisa membuat posisi processor baru ini semakin menantang untuk gamer murni.
Jadi, untuk siapa Core Ultra 200 ini menarik?
- Untuk pengguna yang mengutamakan efisiensi dan fitur AI: Jika kamu ingin PC yang lebih dingin dan punya NPU untuk tugas AI lokal, ini pilihan kuat.
- Untuk kreator yang butuh keseimbangan: Peningkatan di aplikasi kreatif, meski kecil, ditambah efisiensi daya, bisa jadi nilai tambah.
- Mungkin kurang menarik untuk gamer hardcore: Dengan Ryzen X3D di depan mata, menunggu mungkin lebih bijak jika targetmu hanya fps tertinggi.
Keputusan akhir kembali pada kebutuhan dan anggaran. Persaingan ketat ini bagus untuk kita semua.
Kesimpulan: Jadi, Arrow Lake untuk Siapa dan Kapan Waktunya Upgrade?
Jadi, siapa sebenarnya yang paling diuntungkan dengan kehadiran generasi processor baru ini? Core Ultra 200 series jelas untuk pengguna yang mengutamakan efisiensi power dan fitur AI modern.
Jika kamu membangun PC kecil, ingin sistem lebih senyap, atau penasaran dengan NPU, platform ini menarik. Peningkatan performance inti tidak dramatis, tetapi efisiensinya nyata.
Bagi pemilik hardware DDR4 lama, upgrade memang seperti “banting set”. Kamu butuh motherboard dan RAM baru. Pertimbangkan biaya perbandingan lengkap DDR5 vs DDR4 sebelum memutuskan.
Untuk gamer yang mengejar fps tertinggi, lebih baik tunggu review independen setelah launch 24 Oktober. Pertimbangkan juga saingan AMD dengan cache 3D V-Cache.
Pilihan lain adalah menunggu Bartlett Lake di 2025 untuk upgrade yang lebih murah di platform lama. Pada akhirnya, pilihan terbaik selalu kembali ke kebutuhan spesifik dan anggaran kamu.
➡️ Baca Juga: Meta yang Hilang: Menelusuri Jejak Strategi “Korea vs China” di Dota 2 yang Kini Pudar dan Penyebab Kemundurannya
➡️ Baca Juga: Android Cupcake Pertama Punya Easter Egg yang Belum Ditemuin Sampai Sekarang




