3+ Contoh Majas Hiperbola dan Cara Mudah Memahaminya!

Apa pernah kamu merasa sebuah kalimat terasa berlebihan tetapi justru membuat kesan kuat? Majas hiperbola sering muncul di percakapan, sastra, dan iklan untuk memberi tekanan emosional.
Sekilas pengertian: ini adalah gaya bahasa yang sengaja melebih-lebihkan fakta agar pembaca merasakan intensitas. Bukan kebohongan, melainkan cara memberi efek.
Contoh cepat agar langsung paham:
“Aku sudah menunggu selama seribu tahun.”
“Teriakannya membelah angkasa.”
“Dia berlari secepat kilat.”
Artikel ini akan membantu kamu memahami ciri, fungsi, dan cara membedakan gaya ini dari fakta. Setelah definisi, ada tes singkat untuk membedakan pernyataan nyata dan figuratif.
Fokus pembahasan adalah Bahasa Indonesia dengan kalimat siap pakai untuk tugas sekolah dan penulisan kreatif. Strukturnya to the point: definisi, ciri, fungsi, lalu daftar contoh menurut tema.
Intisari Pembelajaran
- Pahami bahwa ini gaya bahasa untuk memberi tekanan.
- Kenali ciri kalimat berlebihan namun bermakna.
- Pelajari tes cepat membedakan fakta dan kiasan.
- Gunakan contoh dalam tugas atau tulisan kreatif.
- Fokus pada konteks supaya makna tidak salah tafsir.
Pengertian majas hiperbola dalam bahasa Indonesia
Hiperbola adalah bentuk gaya bahasa yang sengaja melebih-lebihkan pernyataan untuk memberikan efek dramatis. Dalam praktiknya, pengertian majas ini berarti menyampaikan sesuatu lebih besar dari kenyataan agar emosi atau pesan lebih kuat.
Secara terperinci, ada tiga komponen utama: (1) pernyataan berlebihan, (2) bukan dimaksudkan secara literal, dan (3) tujuan komunikasi jelas—misalnya menekankan rasa atau situasi tertentu.
Perbedaan inti antara kalimat fakta dan kalimat bermajas mudah dikenali. Fakta bergantung pada data dan realita. Sementara itu, gaya bahasa ini menonjolkan nuansa dan tekanan, bukan akurasi numerik.
- Kenapa terasa “lebay”? Karena memakai ukuran ekstrem atau klaim yang melampaui logika.
- Mengapa efektif? Karena pesan jadi cepat diingat dan emosi penutur tersampaikan lebih jelas.
Satu contoh sederhana: “Harga BBM melambung tinggi” menunjuk kenaikan signifikan, bukan arti harfiah. Di era digital, teknik ini sering muncul di obrolan, caption, dan promosi untuk memperkuat impresi.
Pelajari lebih lanjut tentang alat dan gaya komunikasi modern melalui artikel terkait layanan dan alat desain yang membantu menyusun pesan visual yang kuat.
Ciri-ciri majas hiperbola yang paling mudah dikenali

Beberapa ciri sederhana bisa membantu kita menemukan kalimat yang sengaja melebih-lebihkan. Periksa tiga tanda utama untuk menilai apakah sebuah frasa bertujuan dramatis atau literal.
Pernyataan tidak masuk akal dan melampaui kenyataan
Kalimat yang jelas tidak mungkin terjadi menandai ciri-ciri ini. Misal: “menunggu seribu tahun” atau “sejuta alasan”. Pembaca langsung sadar unsur pelampauan itu.
Diksi dramatis untuk menonjolkan perasaan, situasi, atau suara
Pilihan kata cenderung intens: menyayat, hancur, membelah, pecah. Kata-kata ini mempertegas perasaan dan suara tanpa mengklaim akurasi.
Memberi kesan kuat pada pembaca atau pendengar
Tujuannya adalah menciptakan kesan emosi yang mendalam. Orang akan merasakan skala kejadian, bukan menghitung validitas pernyataan.
| Ciri | Contoh singkat | Tujuan |
|---|---|---|
| Tidak mungkin literal | “seribu tahun menunggu” | Menunjuk skala waktu emosional |
| Diksi dramatis | “telinga pecah” | Menonjolkan suara atau reaksi |
| Kesan kuat | “hatiku hancur berkeping” | Membangkitkan empati pembaca |
Ringkasnya, gunakan checklist cepat: ada unsur berlebihan, tidak mungkin literal, kata dramatis, dan efek emosional terasa. Dengan itu, orang bisa mudah menandai apakah sebuah kalimat termasuk hiperbola saat membaca atau mendengar teks sastra dan percakapan.
Fungsi dan tujuan penggunaan hiperbola dalam kehidupan sehari-hari dan karya sastra

Dalam keseharian dan karya sastra, gaya berlebihan sering dipakai untuk memberi tekanan emosi. Fungsi utama adalah sebagai penguat rasa: menekankan sedih, rindu, kagum, atau marah sehingga pesan lebih melekat pada pembaca.
Menciptakan efek dramatis dan penekanan emosi
Efek dramatis muncul karena kalimat pendek jadi terasa berdampak. Ini membuat pembaca merasakan “volume” emosi yang dinaikkan. Contoh halus di puisi Goenawan Mohamad, frasa “tamu-tamu beku” menggambarkan hening dan dingin suasana.
Memperindah kalimat dalam puisi, lirik lagu, dan prosa
Dalam puisi dan lirik, penggunaan nya memperkaya citra dan rima. Bahasa jadi padat dan berkesan. Pembaca mudah mengingat baris yang memakai gaya ini.
Menarik perhatian dan memengaruhi audiens, termasuk dalam iklan
Iklan sering memakai klaim berlebih untuk mempengaruhi pembaca. Misalnya slogan kopi: “bikin hidup makin mantap” berfungsi sebagai alat persuasif, bukan pernyataan literal.
| Fungsi | Contoh penggunaan | Tujuan |
|---|---|---|
| Penguat emosi | Baris sedih dalam prosa | Meningkatkan empati pembaca |
| Estetika bahasa | Puisi dan lirik | Memperindah gaya dan citra |
| Persuasi | Iklan produk (kopi) | Menarik perhatian konsumen |
Cara mudah memahami dan membedakan hiperbola dari kalimat fakta
Sebelum masuk tes cepat, baca kalimat dengan santai. Tanyakan pada diri: apakah pernyataan itu mungkin terjadi secara harfiah? Jika jawabannya tidak masuk akal, besar kemungkinan itu gaya bahasa untuk menekankan emosi.
Tes cepat: apakah kalimatnya mungkin terjadi secara literal
Gunakan “tes literal 3 detik”: baca kalimat lalu bayangkan skenario nyata. Contoh nyata: “Aku sudah menunggu selama seribu tahun” — tidak mungkin; ini menunjukkan sabar luar biasa.
Contoh lain: “Suara bising itu bisa membuat telinga pecah!” — jelas berlebihan untuk memberi tekanan pada gangguan suara.
Konteks penggunaan: dialog, pernyataan perasaan, dan gaya bahasa
Cari penanda ekstrem seperti “seribu”, “sejuta”, “banjir”, atau kata dramatis seperti “hancur” dan “terbelah”. Kata-kata ini sering muncul di percakapan emosional, curhat, puisi, atau iklan.
Untuk latihan singkat, nilai dua kalimat: “Menunggu seribu tahun” (gaya) vs “Menunggu 2 jam” (fakta). Jelaskan alasan: yang pertama menonjolkan perasaan, yang kedua memberi informasi waktu nyata.
- Periksa maksud penutur: apakah tujuan menekankan perasaan atau menyampaikan data?
- Tip menulis: tambahkan kata seperti “rasanya” atau “seakan” agar pembaca paham itu gaya, bukan informasi.
| Aspek | Ciri | Contoh cepat |
|---|---|---|
| Literal | Memberi informasi akurat | Menunggu 2 jam |
| Gaya bahasa | Intensitas emosional | Menunggu seribu tahun |
| Konteks | Dialog/puisi/iklan vs laporan | Curhat atau headline |
Penutup singkat: gaya ini berguna untuk memperkuat pesan orang. Namun jangan gunakan saat konteks butuh informasi akurat, seperti pengumuman resmi atau laporan medis.
Contoh Majas Hiperbola beserta makna dan konteks penggunaannya
Sekarang saatnya meninjau baris-barisan berlebihan beserta makna dan konteksnya. Setiap contoh singkat dilengkapi arti sebenarnya dan situasi penggunaan agar kamu tak hanya menghafal tetapi paham pemakaiannya.
Waktu, penantian, dan ukuran ekstrem
“Aku sudah menunggu selama seribu tahun.” — makna: menekankan lama menunggu. Konteks: curahan perasaan atau narasi dramatis.
Perasaan: cinta, rindu, sedih
“Rinduku padamu tak terukur.” — makna: rindu sangat besar. Konteks: surat cinta, lirik lagu, atau puisi.
Kerja keras dan tenaga
“Ayah memeras keringat” / “Ibu banting tulang” — makna: bekerja sangat keras. Konteks: percakapan sehari-hari atau laporan human interest.
Suara, reaksi, dan kecepatan
“Teriakannya membelah angkasa” dan “telinga pecah” menggambarkan suara sangat keras. “Dia berlari secepat kilat” atau “melaju seperti roket” menunjukkan kecepatan tinggi. Konteks: narasi cerita, ulasan konser, atau dialog tegas.
Citra alam dan sastra/media
“Gunung akan kudaki dan lautan kuseberangi” atau “kamarmu banjir air mata” memakai citra alam untuk efek imaji. Media seperti puisi, iklan, dan lirik sering menggunakan gaya ini karena singkat dan mudah diingat.
Catatan penggunaan: pakai seperlunya sesuai audiens. Untuk latihan lengkap, lihat daftar yang lebih panjang di daftar referensi dan contoh visual di layanan desain.
| Kelompok | Contoh | Makna | Konteks |
|---|---|---|---|
| Waktu/ukuran | Menunggu seribu tahun | Menekankan lama | Curahan perasaan/narasi |
| Perasaan | Rinduku tak terukur | Rindu sangat besar | Surat, lirik, puisi |
| Kerja | Memeras keringat | Bekerja sangat keras | Laporan, cerita keluarga |
| Suara/kecepatan | Berlari secepat kilat | Sangat cepat | Narasi, dialog |
| Alam/sastra | Melintasi lautan | Imaji besar | Puisi, iklan, lirik |
Kesimpulan
Kesimpulan
Singkatnya, hiperbola adalah gaya bahasa dalam Bahasa Indonesia yang melebih‑lebihkan pernyataan untuk menegaskan makna, bukan dimaksudkan secara literal.
Ciri paling mudah dikenali: pernyataan yang mustahil terjadi secara harfiah, pilihan kata dramatis, dan efek emosional yang kuat pada pembaca atau pendengar.
Fungsi utamanya meliputi memperindah kalimat, menekankan emosi, serta menarik perhatian—sering muncul di karya sastra dan iklan. Untuk cek cepat: jika kalimat terasa mustahil secara literal namun tepat menegaskan perasaan, besar kemungkinan itu gaya ini.
Gunakan gaya tersebut secukupnya dan sesuaikan konteks agar tidak menimbulkan salah paham. Untuk referensi ringkas tentang pengertian dan contoh lanjutan, lihat artikel singkat di penjelasan terkait.
➡️ Baca Juga: App Tracking Report iOS 18.2 Ternyata Bisa Dibypass 5 Aplikasi Ini? Kok Bisa Lewatin Privacy?
➡️ Baca Juga: Kenapa iOS 17 gampang diretas tapi iOS 16.7 malah super aman ini alasannya




